NAFISHA NURRAIDAH SHAFA
(14215956)
3EA18
free opini about etika bisnis
ETIKA
Etika merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk mengukur suatu tingkah laku yang tidak berkenan baik secara individu maupun kelompok. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya, atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan.Jadi dengan demikian, etika tersebut memang tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sementara itu melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanksi moral semata. Jadi, sering etika tidak begitu diperhatikan. Hanya dapat menyebabkan seseorang akan merasa bersalah dan seakan semua orang menuding dirinya bersalah, padahal tidak ada sanksi fisik yang mengikutinya, dapat dikatakan bahwa moral tersebut sudah menjadi bagian dari individu yang bersangkutan.
ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secar umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.
Etika bisnis merupakan suatu tatanan perbuatan baik yang harus diacu dan dijadikan pedoman untuk melakukan bisnis yang menciptakan keuntungan tanpa bersifat merugikan pihak lain baik langsung maupun tidak langsung secara moral.
Etika bisnis akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam suatu bentuk sosial, khususnya hubungan sosial ekonomi, sehingga dari tingkah laku tersebut dapat diidentifikasi apakah terdapat pelanggaran etika dari suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lainnya dalam melakukan hubungan sosial.
free opini about etika bisnis
ETIKA
Etika merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk mengukur suatu tingkah laku yang tidak berkenan baik secara individu maupun kelompok. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya, atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan.Jadi dengan demikian, etika tersebut memang tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sementara itu melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanksi moral semata. Jadi, sering etika tidak begitu diperhatikan. Hanya dapat menyebabkan seseorang akan merasa bersalah dan seakan semua orang menuding dirinya bersalah, padahal tidak ada sanksi fisik yang mengikutinya, dapat dikatakan bahwa moral tersebut sudah menjadi bagian dari individu yang bersangkutan.
ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secar umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.
Etika bisnis merupakan suatu tatanan perbuatan baik yang harus diacu dan dijadikan pedoman untuk melakukan bisnis yang menciptakan keuntungan tanpa bersifat merugikan pihak lain baik langsung maupun tidak langsung secara moral.
Etika bisnis akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam suatu bentuk sosial, khususnya hubungan sosial ekonomi, sehingga dari tingkah laku tersebut dapat diidentifikasi apakah terdapat pelanggaran etika dari suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lainnya dalam melakukan hubungan sosial.
Bab I
Definisi Etika dan Bisnis sebagai Sebuah
Profesi
- Hakekat
mata kuliah etika bisnis
Hakikat etika bisnis adalah menganalisis atas
asumsi-asumsi bisnis, baik asumsi moral maupun pandangan dari sudut moral.
Karena bisnis beroperasi dalam rangka suatu sistem ekonomi, maka sebagian dari
tugas etika bisnis hakikatnya mengemukakan pertanyaan-pertanyaan tentang sistem
ekonomi yang umum dan khusus, dan pada gilirannya menimbulkan
pertanyaan-pertanyaan tentang tepat atau tidaknya pemakaian bahasa moral untuk menilai
sistem-sistem ekonomi, struktur bisnis.
- Defenisi
etika dan bisnis
Etika merupakan pernyataan benar atau salah
yang menentukan perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral ,
baik atau buruk. Pernyataan ini kemudian dituangkan dalam bentuk
prinsip-prinsip etika yang secara normatif di pergunakan untuk membimbing
tindakan seseorang menjadi perilaku yang bermoral. Perbuatan yang tidak
menyenangkan seperti berbohong, mencuri, mengancam atau merusak milik orang
lain dari sisi etika tergolong perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral,
sedangkan kejujuran menepati janji, saling membantu sesama dan menghormati hak
dan kewajiban orang lain merupakan perbuatan yang secara etis dan moral sangat
diharapkan untuk dilakukan untuk manusia.
Bisnis berasal dari kata ‘Business’ dalam
bahasa inggris dan ‘Busy’ yang artinya sibuk melakukan aktivitas dan pekerjaan
yang bertujuan untuk mencari keuntungan.
Etika bisnis adalah perwujudan dari
serangkaian prinsip prinsip etika normatif kedalam perilaku bisnis. Dalam hal
ini etika bisnis berperan sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu
tindakan yang dilakukan korporasi dalam menjalankan bisnisnya.
- Etika
moral, hukum dan agama
Etika moralitas berwacana untuk menentukan
kita sebaiknya menjadi orang seperti apa. Dalam etika moralitas, suatu tindakan
dianggap benar jika tindakan itu mendukung perilaku karakter yang baik
(bermoral) dan dianggap salah jika tindakan itu mendukung perilaku karakter
yang buruk (tidak bermoral). Etika moral lebih bersifat pribadi, namum moral
pribadi akan berkaitan erat dengan moral bisnis.
Etika moral berkenaan dengan kebiasaan
berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini
dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar.
Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral
Hukum adalah sistem yang terpenting
dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk
penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam
berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial
antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum
pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi
hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi
manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka
yang akan dipilih.
Agama di anggap sebagai dasar pijakan bagi
setiap umat dalam menjalani kehidupan. Tanpa agama seseorang tidak akan
memiliki landasan dalam berfikir, apalagi bagi negara indonesia yang merupakan
negara yang mendasarkan dirinya pada kepercayaan pada Tuhan. Ini sebagaimana
terkandung pada sila pertama dari pancasila yaitu “ketuhanan yang masa esa”
pancasila bagi bangsa indonesia telah menjadi falsafah kehidupan yang harus
dipahami dan dimengerti dan di hayati. Etika mendukung keberadaan Agama, dimana
etika sanggup membantu manusia dalam menggunakan akal pikiran untuk memecahkan
masalah. Perbedaan antara etika dan ajaran moral agama yakni etika mendasarkan
diri pada argumentasi rasional. Sedangkan Agama menuntut seseorang untuk
mendasarkan diri pada wahtu Tuhan dan ajaran agama.
- Klasifikasi
etika
Menurut buku yang berjudul “Hukum dan Etika
Bisnis” karangan Dr. H. Budi Untung, S.H., M.M, tahun 2012 etika dapat
diklasifikasikan menjadi :
- Etika
Deskriptif
Etika deskriptif yaitu etika di mana objek
yang dinilai adalah sikap dan perilaku manusia dalam mengejar tujuan hidupnya
sebagaimana adanya. Nilai dan pola perilaku manusia sebagaimana adanya ini
tercemin pada situasi dan kondisi yang telah membudaya di masyarakat secara
turun-temurun.
- Etika
Normatif
Etika normatif yaitu sikap dan perilaku
manusia atau massyarakat sesuai dengan norma dan moralitas yang ideal. Etika
ini secara umum dinilai memenuhi tuntutan dan perkembangan dinamika serta
kondisi masyarakat. Adanya tuntutan yang menjadi avuan bagi masyarakat umum
atau semua pihak dalam menjalankan kehidupannya.
- Etika
Deontologi
Etika deontologi yaitu etika yang
dilaksanakan dengan dorongan oleh kewajiban untuk berbuat baik terhadap orang
atau pihak lain dari pelaku kehidupan. Bukan hanya dilihat dari akibat dan
tujuan yang ditimbulakan oleh sesuatu kegiatan atau aktivitas, tetapi dari
sesuatu aktivitas yang dilaksanakan karena ingin berbuat kebaikan terhadap
masyarakat atau pihak lain.
- Etika
Teleologi
Etika Teleologi adalah etika yang diukur dari
apa tujuan yang dicapai oleh para pelaku kegiatan. Aktivitas akan dinilai baik
jika bertujuan baik. Artinya sesuatu yang dicapai adalah sesuatu yang baik dan
mempunyai akibat yang baik. Baik ditinjau dari kepentingan pihak yang terkait,
maupun dilihat dari kepentingan semua pihak.
- Konsepsi
etika
Konsep etika bisnis tercermin pada corporate
culture (budaya perusahaan). Menurut Kotler budaya perusahaan merupakan
karakter suatu perusahaan yang mencakup pengalaman, cerita, kepercayaan dan
norma bersama yang dianut oleh jajaran perusahaan. Hal ini dapat dilihat
dari cara karyawannya berpakaian, berbicara, melayani tamu dan pengaturan
kantor.
Dasar pemikiran:
Suatu perusahaan akan memiliki hak hidup
apabila perusahaan tersebut memiliki pasar, dan dikelola oleh orang-orang yang
ahli dan menyenangi pekerjaannya. Agar perusahaan tersebut mampu melangsungkan
hidupnya, ia dihadapkan pada masalah:
- intern,misalnya
masalah perburuhan
- Ekstern,misalnya
konsumen dan persaingan
- Lingkungan,
misalnya gangguan keamanan
Pada dasarnya ada 3 hal yang dapat membantu
perusahaan mengatasi masalah di atas yaitu:
- Perusahaan
tersebut harus dapat menemukan sesuatu yang baru.
- Mampu
menemukan yang terbaik dan berbeda
- Tidak
lebih jelek dari yang lain
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu memiliki
nilai-nilai yang tercermin pada:
- 1)
Visi
- 2)
Misi
- 3)
Tujuan
Bab II
Prinsip Etika Dalam Bisnis Serta Etika dan
Lingkungan
Etika bisnis memiliki prinsip-prinsip yang
harus ditempuh perusahaan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya dan harus
dijadikan pedoman agar memiliki standar baku yang mencegah timbulnya
ketimpangan dalam memandang etika moral sebagai standar kerja atau operasi
perusahaan. Muslich (1998: 31-33) mengemukakan prinsip-prinsip etika bisnis
sebagai berikut:
A.Prinsip Otonomi
Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan
manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Atau mengandung arti bahwa
perusahaan secara bebas memiliki wewenang sesuai dengan bidang yang dilakukan
dan pelaksanaannya dengan visi dan misi yang dimilikinya. Kebijakan yang
diambil perusahaan harus diarahkan untuk pengembangan visi dan misi perusahaan
yang berorientasi pada kemakmuran dan kesejahteraan karyawan dan komunitasnya.
B.Prinsip Kejujuran
Kejujuran adalah kunci keberhasilan para
pelaku bisnis untuk mempertahankan bisnisnya dalam jangka panjang. Setidaknya
ada 3 alasan mengapa prinsip kejujuran sangat relevan dalam dunia bisnis
(Keraf;1998). Pertama, kejujuran relevan dalam pemenuhan syarat-syarat
perjanjian dan kontrak bisnis. Kejujuran sangat penting bagi masing-masing
pihak yang mengadakan perjanjian, dalam menentukan relasi dan keberlangsungan
bisnis dalam masing-masing pihak selanjutnya. Tanpa kejujuran, masing-masing
pihak akan melakukan bisnis dalam kecurangan. Kedua, kejujuran relevan dalam
penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding. Hal ini penting
membangun dan menjaga kepercayaan konsumen. Ketiga, kejujuran relevan dalam
hubungan kerja internal suatu perusahaan. Eksistensi perusahaan akan bertahan
lama jika hubungan dalam perusahaan dilandasi prinsip kejujuran.
C.Prinsip Keadilan
Prinsip ini dikemukakan baik oleh Keraf
(1998) maupun Oleh Weiss (2008) yang secara garis besar menyatakan bahwa
prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan sesuai porsi yang
menjadi haknya, sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria
rasional objektif yang dapat dipertanggung jawabkan. Secara lebih sederhana,
prinsip keadilan adalah prinsip yang tidak merugikan hak dan kepentingan orang
lain. dasar prinsip keadilan adalah pengadaan atas harkat martabat manusia
beserta hak hak yang melekat pada manusia. Keadilan juga bermakna meletakan
sesuatu pada tempatnya, menerima hak tanpa lebih dan memberikan hak orang lain
tanpa kurang, memberikan hak setiap berhak secara lengkap, dalam keadaan yang
sama, dan penghubungan orang jahat atau yang melawan hokum, sesuai dengan
kesalahan dan pelanggarannya (masyhur;1985)
D.Hormat pada diri sendiri
Berdasar Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
hormat sebagai kata sifat memiliki arti sebagai menghargai (takzim, khidmat,
sopan). Jadi dapat kita tarik kesimpulan bahwa rasa hormat memiliki pengertian
sebagai suatu sikap untuk menghargai atau sikap sopan. Secara umum rasa hormat
mempunyai arti yaitu merupakan suatu sikap saling meghormati satu sama lain
yang muda, hormat kepada yang tua yang tua, menyayangi yang muda. Rasa hormat
tidak akan lepas dari rasa menyayangi satu sama lain karena tanpa adanya rasa
hormat, takkan tumbuh rasa saling menyayangi yang ada hanyalah selalu
menganggap kecil atau remeh orang lain. Saling menghormati satu sama lain tentu
saja memberikan manfaat yang sangat positif bagi diri maupun kenyamanan dalam
menjalani hidup. Seperti misalnya dapat saling membutuhkan, saling mengisi,
saling menguntungkan, dan saling menguatkan satu sama lain. Apabila dapat
menghormati diri sendiri maka akan menimbulkan efek positif khususnya bagi diri
sendiri dan lingkungan pada umumnya. Hormat pada diri sendiri mempunyai arti
yaitu memilih dan menentukan perbuatan yang tidak menyakiti, mencelakai,
mengotori, menodai, dan merusak diri sendiri (jasmani dan rohani). Dalam hormat
pada diri sendiri membuat penilaian yang tepat terhadap semua perbuatan
berdasarkan norma-norma kehidupan yang berlaku itu sangatlah penting karena hal
tersebut akan menimbulkan pencritaan yang baik pada diri kita.
E.Hak dan Kewajiban
Menurut Prof. Dr. Notonagoro: Hak adalah
kuasa untuk menerima atau melakukan suatu yang semestinya diterima atau
dilakukan melulu oleh pihak tertentu dan tidak dapat oleh pihak lain manapun
juga yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa olehnya.
Kewajiban adalah sesuatu yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan
bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat
akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi.
F.Teori etika lingkungan
- Ekosentrisme
Merupakan kelanjutan dari teori etika lingkungan biosentrisme. Oleh
karenanya teori ini sering disamakan begitu saja karena terdapat banyak
kesamaan. Yaitu pada penekanannya atas pendobrakan cara pandang
antroposentrisme yang membatasi keberlakuan etika hanya pada komunitas
manusia. Keduanya memperluas keberlakuan etika untukmencakup komunitas
yang lebih luas.
- Antroposentrisme
adalah teori etika lingkungan yang memandang manusia sebagai pusat dari
sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling
menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam
kaitan dengan alam, baik secara langsung atau tidak langung. Nilai
tertinggi adalah manusia dan kepentingannya. Hanya manusia yang mempunyai
nilai dan mendapat perhatian. Segala sesuatu yang lain di alam semesta ini
hanya akan mendapat nilai dan perhatian sejauh menunjang dan demi
kepentingan manusia. Oleh karenanya alam pun hanya dilihat sebagai obyek,
alat dan sarana bagi pemenuhan kebutuhan dan kepentingan manusia. Alam
hanya alat bagi pencapaian tujuan manusia. Alam tidak mempunyai nilai pada
dirinya sendiri.
- Biosentrisme
adalah etika lingkungan yang lebih menekankan kehidupan sebagai standar
moral Sehingga bukan hanya manusia dan binatang saja yang harus dihargai
secara moral tetapi juga tumbuhan. Menurut Paul Taylor, karenanya tumbuhan
dan binatang secara moral dapat dirugikan dan atau diuntungkan dalam
proses perjuangan untuk hidup mereka sendiri, seperti bertumbuh dan
bereproduksi.
- Zoosentrisme
adalah etika yang menekankan perjuangan hak-hak binatang, karenanya etika
ini juga disebut etika pembebasan binatang. Tokoh bidang etika ini adalah
Charles Brich. Menurut etika ini, binatang mempunyai hak untuk menikmati
kesenangan karena mereka dapat merasa senang dan harus dicegah dari
penderitaan. Sehingga bagi para penganut etika ini, rasa senang dan penderitaan
binatang dijadikan salah satu standar moral. Menurut The Society
for the Prevention of Cruelty to Animals, perasaan senang dan
menderita mewajibkan manusia secara moral memperlakukan binatang dengan
penuh belas kasih
- Neo-Utilitarisme
Lingkungan neo-utilitarisme merupakan pengembangan etika utilitarisme
Jeremy Bentham yang menekankan kebaikan untuk semua. Dalam konteks etika
lingkungan maka kebaikan yang dimaksudkan, ditujukan untuk seluruh mahluk.
Tokoh yang mempelopori etika ini adalah Peter Singer. Dia beranggapan
bahwa menyakiti binatang dapat dianggap sebagai perbuatan tidak bermoral.
- Anti-Spesiesme
Teori ini menuntut perlakuan yang sama bagi semua makhluk hidup, karena
alasan semuanya mempunyai kehidupan. Keberlakuan prinsip moral perlakuan yang
sama (equal treatment). Anti-spesiesme membela kepentingan dan
kelangsungan hidup spesies yang ada di bumi. Dasar pertmbangan teori ini
adalah aspek sentience, yaitu kemampuan untuk merasakan sakit, sedih,
gembira dan seterusnya.Inti dari teori biosentris adalah dan
seluruh kehidupan di dalamnya, diberi bobot dan pertimbangan moral yang
sama.
- Prudential
and Instrumental Argument, Prudential Argument menekankan bahwa
kelangsungan hidup dan kesejahteraan manusia tergantung dari kualitas dan
kelestarian lingkungan. Argumen Instrumental adalah penggunaan nilai
tertentu pada alam dan segala isinya, yakni sebatas nilai instrumental.
Dengan argumen ini, manusia mengembangkan sikap hormat terhadap alam.
- Non-antroposentrisme,
Teori yang menyatakan manusia merupakan bagian dari alam, bukan di atas
atau terpisah dari alam.
- The
Free and Rational Being, Manusia lebih tinggi dan terhormat dibandingkan
dengan mahkluk ciptaan lain karena manusia adalah satu-satunya mahkluk
bebas dan rasional, oleh karena itu Tuhan menciptakan dan menyediakan
segala sesuatu di bumi demi kepentingan manusia. Manusia mampu
mengkomunikasikan isi pikirannya dengan sesama manusia melalui bahasa.
Manusia diperbolehkan menggunakan mahkluk non-rasional lainnya untuk
mencapai tujuan hidup manusia, yaitu mencapai suatu tatanan dunia yang
rasional.
- Teori
Lingkungan yang Berpusat pada Kehidupan (Life-Centered Theory of
Environment) Intinya adalah manusia mempunyai kewajiban moral terhadap
alam yang bersumber dan berdasarkan pada pertimbangan bahwa, kehidupan
adalah sesuatu yang bernilai. Etika ini diidasarkan pada hubungan yang
khas anatara alam dan manusia, dan nilai yang ada pada alam itu sendiri.
G. Prinsip etika di lingkungan hidup
Sebagai pegangan dan tuntunan bagi prilaku
kita dalam berhadapan dengan alam , terdapat beberapa prinsip etika lingkungan
yaitu :
- Sikap
Hormat terhadap Alam
Hormat terhadap alam merupakan suatu prinsip
dasar bagi manusia sebagai bagian dari alam semesta seluruhnya
- Prinsip
Tanggung Jawab
Tanggung jawab ini bukan saja bersifat
individu melainkan juga kolektif yang menuntut manusia untuk mengambil
prakarsa, usaha, kebijakan dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam
semesta dengan isinya.
- Prinsip
Solidaritas
Yaitu prinsip yang membangkitkan rasa
solider, perasaan sepenanggungan dengan alam dan dengan makluk hidup lainnya
sehigga mendorong manusia untuk menyelamatkan lingkungan.
- Prinsip
Kasih Sayang dan Kepedulian
Prinsip satu arah , menuju yang lain tanpa
mengaharapkan balasan, tidak didasarkan kepada kepentingan pribadi tapi
semata-mata untuk alam.
- Prinsip
“No Harm”
Yaitu Tidak Merugikan atau merusak, karena
manusia mempunyai kewajiban moral dan tanggung jawab terhadap alam, paling
tidak manusia tidak akan mau merugikan alam secara tidak perlu
- Prinsip
Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam
Pola konsumsi dan produksi manusia modern
harus dibatasi. Prinsip ini muncul didasari karena selama ini alam hanya
sebagai obyek eksploitasi dan pemuas kepentingan hidup manusia.
- Prinsip
Keadilan
Prinsip ini berbicara terhadap akses yang
sama bagi semua kelompok dan anggota masyarakat dalam ikut menentukan kebijakan
pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam, dan dalam ikut menikmati
manfaat sumber daya alam secara lestari.
- Prinsip
Demokrasi
Prinsip ini didsari terhadap berbagai jenis
perbeaan keanekaragaman sehingga prinsip ini terutama berkaitan dengan
pengambilan kebijakan didalam menentukan baik-buruknya, tusak-tidaknya, suatu
sumber daya alam.
- Prinsip
Integritas Moral
Prinsip ini menuntut pejabat publik agar
mempunyai sikap dan prilaku moral yang terhormat serta memegang teguh untuk
mengamankan kepentingan publik yang terkait dengan sumber daya alam.
Bab III
Model Etika dalam Bisnis, Sumber Nilai Etika
dan Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Etika Manajerial
- Immoral
Manajemen
Immoral manajemen merupakan tingkatan
terendah dari model manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip etika bisnis.
Manajer yang memiliki manajemen tipe ini pada umumnya sama sekali tidak
mengindahkan apa yang dimaksud dengan moralitas, baik dalam internal
organisasinya maupun bagaimana dia menjalankan aktivitas bisnisnya. Para pelaku
bisnis yang tergolong pada tipe ini, biasanya memanfaatkan kelemahan-kelemahan
dan kelengahan-kelengahan dalam komunitas untuk kepentingan dan keuntungan diri
sendiri, baik secara individu atau kelompok mereka. Kelompok manajemen ini
selalu menghindari diri dari yang disebut etika. Bahkan hukum dianggap sebagai
batu sandungan dalam menjalankanbisnisnya.
- Amoral
Manajemen
Tingkatan kedua dalam aplikasi etika dan
moralitas dalam manajemen adalah amoral manajemen. Berbeda dengan immoral
manajemen, manajer dengan tipe manajemen seperti ini sebenarnya bukan tidak
tahu sama sekali etika atau moralitas. Ada dua jenis lain manajemen tipe amoral
ini, yaitu
- Pertama,
manajer yang tidak sengaja berbuat amoral (unintentional amoral manager).
Tipe ini adalah para manajer yang dianggap kurang peka, bahwa dalam segala
keputusan bisnis yang diperbuat sebenarnya langsung atau tidak langsung
akan memberikan efek pada pihak lain. Oleh karena itu, mereka akan
menjalankan bisnisnya tanpa memikirkan apakah aktivitas bisnisnya sudah
memiliki dimensi etika atau belum. Manajer tipe ini mungkin saja punya
niat baik, namun mereka tidak bisa melihat bahwa keputusan dan aktivitas
bisnis mereka apakah merugikan pihak lain atau tidak. Tipikal manajer
seperti ini biasanya lebih berorientasi hanya pada hukum yang berlaku, dan
menjadikan hukum sebagai pedoman dalam beraktivitas.
- Kedua,
tipe manajer yang sengaja berbuat amoral. Manajemen dengan pola ini
sebenarnya memahami ada aturan dan etika yang harus dijalankan, namun
terkadang secara sengaja melanggar etika tersebut berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan bisnis mereka, misalnya ingin melakukan
efisiensi dan lain-lain. Namun manajer tipe ini terkadang berpandangan
bahwa etika hanya berlaku bagi kehidupan pribadi kita, tidak untuk bisnis.
Mereka percaya bahwa aktivitas bisnis berada di luar dari
pertimbangan-pertimbangan etika dan moralitas.
- Moral
Manajemen
Tingkatan tertinggi dari penerapan
nilai-nilai etika atau moralitas dalam bisnis adalah moral manajemen. Dalam
moral manajemen, nilai-nilai etika dan moralitas diletakkan pada level standar
tertinggi dari segala bentuk prilaku dan aktivitas bisnisnya. Manajer yang
termasuk dalam tipe ini hanya menerima dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku
namun juga terbiasa meletakkan prinsip-prinsip etika dalam kepemimpinannya.
Seorang manajer yang termasuk dalam tipe ini menginginkan keuntungan dalam
bisnisnya, tapi hanya jika bisnis yang dijalankannya secara legal dan juga
tidak melanggar etika yang ada dalam komunitas, seperti keadilan, kejujuran,
dan semangat untuk mematuhi hukum yang berlaku. Hukum bagi mereka dilihat
sebagai minimum etika yang harus mereka patuhi, sehingga aktifitas dan tujuan
bisnisnya akan diarahkan untuk melebihi dari apa yang disebut sebagai tuntutan
hukum. Manajer yang bermoral selalu melihat dan menggunakan prinsip-prinsip
etika seperti, keadilan, kebenaran, dan aturan-aturan emas (golden rule)
sebagai pedoman dalam segala keputusan bisnis yang diambilnya.
- Agama,
Filosofi, Budaya dan Hukum
- Agama
Agama adalah sumber dari segala moral dalam
etika apapun dengan kebenarannya yang absolut. Tiada keraguan dan tidak boleh
diragukan nilai-nilai etika yang bersumber dari agama. Agama berkorelasi kuat
dengan moral. Setiap agama mengandung ajaran moral atau etika yang di jadikan
pegangan bagi para penganutnya. Pada umumnya, kehidupan beragama yang baik akan
menghasilkan kehidupan moral yang baik pula. Orang-orang dalam organisasi
bisnis secara luas harus menganut nilai shiddiq, tabligh, amanah dan fathanah.
- Filsafat
Sumber utama nilai-nilai etika yang dapat
dijadikan sebagai acuan dan referensi dalam pengelolaan dan pengendalian perilaku
pebisnis dengan aktifitas usaha bisnisnya adalah filsafat. Ajaran-ajaran
filsafat tersebut mengandung nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari
pemikiran-pemikiran filsuf dan ahli filsafat yang terus berkembang sesuai
dengan perkembangan zaman.
- Budaya
Referensi penting lainnya yang dapat
dimanfaatkan sebagai acuan etika bisnis adalah pengalaman dan perkembangan
budaya, baik budaya dari suatu bangsa maupun budaya yang bersumber dari
berbagai negara (Cracken, 1986). Budaya yang mengalami transisi akan melahirkan
nilai, aturan-aturan dan standar-standar yang diterima oleh suatu komunitas
tertentu dan selanjutnya diwujudkan dalam perilaku seseorang, suatu kelompok
atau suatu komunitas yang lebih besar.
- Hukum
Hukum merupakan aturan hidup yang bersifat
memaksa dan si pelanggar dapat diberi tindakan hukum yang tegas dan nyata.
Hukum moral dalam banyak hal lebih banyak mewarnai lilai-nilai etika. Hukum
moral adalah tuntunan perilaku manusia yang ditaati karena kesadaran yang
bersumber pada hati nurani dan bertujuan untuk mencapai kebahagiaan. Selain
hukum moral yang biasanya tidak tertulis dan hanya ditulis untuk penjelasan
informasi semata, etika bisnis juga mengadopsi aturan-aturan yang berlaku pada
suatu daerah, negara atau kesepakatan-kesepakatan hukum internasional.
Harapan-harapan etika ditentukan oleh hukum yang berlaku itu. Hukurn mengatur
serta mendorong perbaikan masalah yang dipandang buruk atau baik dalam suatu
komunitas. Sayangnya hingga saat ini kita masih menemukan kendala-kendala
penyelenggaraan hukum etika di Indonesia.
- Leadership
Satu hal penting dalam penerapan etika bisnis
di perusahaan adalah peran seorang pemimpin/leadership. Pemimpin menjadi
pemegang kunci pelaksanaan yang senantiasa dilihat oleh seluruh karyawan. Di
berbagai kondisi, saat krisis sekalipun, seorang pemimpin haruslah memiliki
kinerja emosional & etika yang tinggi. Pada prakteknya, dibutuhkan
kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual dari seorang pemimpin dalam
penerapan etika bisnis ini. Kepemimpinan yang baik dalam bisnis adalah
kepemimpinan yang beretika. Etika dalam berbisnis memberikan batasan akan apa
yang yang sebaiknya dilakukan dan tidak. Pemimpin sebagai role model dalam
penerapan etika bisnis, akan mampu mendorong karyawannya untuk terus berkembang
sekaligus memotivasi agar kapabilitas karyawan teraktualisasi.
- Strategi
dan Performasi
Fungsi yang penting dari sebuah manajemen
adalah untuk kreatif dalam menghadapi tingginya tingkat persaingan yang membuat
perusahaannya mencapai tujuan perusahaan terutama dari sisi keuangan tanpa
harus menodai aktivitas bisnisnya berbagai kompromi etika. Sebuah perusahaan
yang jelek akan memiliki kesulitan besar untuk menyelaraskan target yang ingin
dicapai perusahaannya dengan standar-standar etika. Karena keseluruhan strategi
perusahaan yang disebut excellence harus bisa melaksanakan seluruh
kebijakan-kebijakan perusahaan guna mencapai tujuan perusahaan dengan cara yang
jujur.
- Karakter
Individu
Perjalanan hidup suatu perusahaan tidak lain
adalah karena peran banyak individu dalam menjalankan fungsi-fungsinya dalam
perusahaan tersebut. Perilaku para individu ini tentu akan sangat mempengaruhi
pada tindakan-tindakan mereka ditempat kerja atau dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Semua kualitas individu nantinya akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor-faktor yang diperoleh dari luar dan kemudian menjadi prinsip yang
dijalani dalam kehidupannya dalam bentuk perilaku. Faktor-faktor tersebut yang
pertama adalah pengaruh budaya, pengaruh budaya ini adalah pengaruh nilai-nilai
yang dianut dalam keluarganya. Seorang berasal dari keluarga tentara, mungkin
saja dalam keluarganya di didik dengan disiplin yang kuat, anak anaknya harus
beraktivitas sesuai dengan aturan yang diterapkan orang tuanya yang kedua,
perilaku ini akan dipengaruhi oleh lingkunganya yang diciptakan di tempat
kerjanya. Aturan ditempat kerja akan membimbing individu untuk menjalankan
peranannya ditempat kerja. Peran seseorang dalam oerganisasi juga akan
menentukan perilaku dalam organisasi,seseorang yang berperangsebagai direktur perusahaan,
akan merasa bahwa dia adalah pemimpin dan akan menjadi panutan bagi para
karyawannya,sehingga dalam bersikap dia pun akan mencoba menjadi orang yang
dapat dicontoh oleh karyawannya, misalnya dia akan selalu datang dan pulang
sesuai jam kerja yang ditentukan oleh perusahaan. Faktor yang ketiga adalah
berhubungan dengan lingkungan luar tempat dia hidup berupa kondisi politik dan
hukum, serta pengaruh–pengaruh perubahan ekonomi. Moralitas seseorang juga
ditentukan dengan aturan-aturan yang berlaku dan kondisi negara atau wilayah
tempat tinggalnya saat ini. Kesemua faktor ini juga akan terkait dengan status
individu tersebut yang akan melekat pada diri individu tersebut yang terwuju
dari tingkah lakunya.
- Budaya
Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu kumpulan
nilai-nilai, norma-norma, ritual dan pola tingkah laku yang menjadi
karakteristik suatu organisasi. Setiap budaya perusahaan akan memiliki dimensi
etika yang didorong tidak hanya oleh kebijakan-kebijakan formal perusahaan,
tapi juga karena kebiasaan-kebiasaan sehari-hari yang berkembang dalam
organisasi perusahaan tersebut, sehingga kemudian dipercayai sebagai suatu
perilaku, yang bisa ditandai mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak
pantas.
Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.
Banyak hal-hal lain yang bisa kita jadikan contoh bentuk budaya dalam perusahaan. Ketika masuk dalam sebuah bank, misalnya, satpam bank selalu membukakan pintu untuk pengunjung dan selalu mengucapkan salam, seperti selamat pagi ibu…selamat sore pak…sambil menundukkan badannya, dan nilai-nilai sebagiannya. Ini juga budaya perusahaan, yang dijadikan kebiasaan sehari-hari perusahaan
Budaya-budaya perusahaan inilah yang membantu terbentuknya nilai dan moral ditempat kerja, juga moral yang dipakai untuk melayani para stakeholdernya. Aturan-aturan dalam perusahaan dapat dijadikan yang baik. Hal ini juga sangat terkait dengan visi dan misi perusahaan.
Banyak hal-hal lain yang bisa kita jadikan contoh bentuk budaya dalam perusahaan. Ketika masuk dalam sebuah bank, misalnya, satpam bank selalu membukakan pintu untuk pengunjung dan selalu mengucapkan salam, seperti selamat pagi ibu…selamat sore pak…sambil menundukkan badannya, dan nilai-nilai sebagiannya. Ini juga budaya perusahaan, yang dijadikan kebiasaan sehari-hari perusahaan
Referensi
:
Hendro
Tri Sigit, 2012. Etika Bisnis Modern. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar