Makalah
Ilmu Budaya Dasar
“Budaya Organisasi perusahaan PLN ”
Nafisha Nurraidah Shafa
( 14215956 )
Fakultas Ekonomi
Manajemen
Universtas
Gunadarma
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang
kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia
ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya ucapkan kepada Dosen serta teman-teman
sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil,
sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Saya menyadari sekali, didalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari
segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta
teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk
itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih
menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan
makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik
untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau
menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam
menambah referensi yang telah ada.
Daftar Isi
Kata Pengantar ..........................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………............................................4
Latar Belakang………………………………………..............................4
Rumusan Masalah…………………………………….............................4
Manfaat
Makalah......................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………..................................5
Profile
Perusahan
PLN.............................................................................5
VISI&MISI Perusahan
PLN…………………………..............................5
Struktur Manajemen PLN…………………………..................................6
Budaya Organisasi
PLN.............................................................................6
Prinsip pengelolaan Bisnis.......................................................................15
Prinsip Etika
Bisnis..................................................................................17
Operasional
Perusahaan...........................................................................18
BAB 3
PENUTUP....................................................................................21
Kesimpulan ..............................................................................................21
Saran ........................................................................................................21
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
PT.PLN(PERSERO)sebuah
perusahaan milik negara yang bergerak di bindang kelistrikan dan merupakn
perusahaan listrik satu-satunya di indonesia dengaan kata lain maka PT.PLN
memilik Hak Monopoli terhadap penjualan
listrik di indonesia serta Persero memilik konsumen terbanyak yang ada di
indonesia dimana m3ngingat manusia membutuhkan sumber listrik untuk melakukan
aktivitas sehari-hari.melihat pentinganya kebutuhan masyarakat saya mencoba
menguraikan budaya organisasi PT.PLN(PERSERO) untuk menjalankan roda
Organisasinya.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan apa yang
di jelakan pada latar belakang yang telah tertera di atas maka dapat di
rumuskan sebagai:
Bagaimana Prosedur
pengorganisasian yang di terapkan oleh PT.PLN?
Bagaimana prosedur
pengenalian organisasi PT.PLN?
Manfaat Penulisan
·
untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk organisasi
PT.PLN
·
Memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis untuk
pemahaman budaya organisasasi
BAB 2
PEMBAHASAN
PROFILE
PERUSAHAAN
Visi
Diakui
sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya
dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
- Menjalankan bisnis kelistrikan
dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan,
anggota perusahaan dan pemegang saham.
- Menjadikan tenaga listrik
sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
- Mengupayakan agar tenaga
listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
- Menjalankan kegiatan usaha yang
berwawasan lingkungan.
Moto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih
Baik
Maksud dan
Tujuan Perseroan
Untuk
menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam
jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan
penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan
dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Sejarah
Berawal
di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai
ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang
pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan
sendiri.
Antara
tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda
tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di
awal Perang Dunia II.
Proses
peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945,
saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para
pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang
bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno
untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik
Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik
dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas
pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada
tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan
Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas
dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2
(dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola
tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola
gas diresmikan.
Pada
tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik
Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai
Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga
listrik bagi kepentingan umum.
Seiring
dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta
untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status
PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan
juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga
sekarang.
Budaya Kerja PT PLN
Perusahaan
Listrik Negara (PLN) adalah suatu perusahaan negara yang pengelolaannya
ditujukan untuk melayani masyarakat. Sebagai perusahaan pemerintah, PLN dapat
dikategorikan sebagai perusahaan jasa kelistrikan yang mengandalkan kualitas
pelayanan jasa yang diberikan pada masyarakat. PLN juga merupakan perusahaan
yang memproduksi listrik melalui Unit-unit pembangkitnya. Kunci Budaya
Organisasi PT PLN adalah: Melayani dengan kualitas.
Sebagaimana
sebuah perusahaan negara, PLN banyak mendapatkan sorotan dari berbagai pihak
mengenai efektivitas kerja dalam organisasi dan kualitas layanan yang
diberikan. Oleh karena itu peningkatan kualitas dan efektivitas kerja menjadi
sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar tingkat efektivitas
organisasi dalam melaksanakan fungsinya. Sebuah organisasi akan dapat bertahan
hidup dan akan dapat berkembang apabila mampu beroperasi secara efektif.
Tuntutan yang dihadapi PT. PLN (persero) sebagai salah satu BUMN adalah tekanan
untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholder -nya, baik itu pemerintah,
manajemen, kustomer, supplier, distributor dan sebagainya. Bentuk kongkritnya
adalah regulation & political pressure, PT. PLN (Persero) dituntut
memberikan pelayanan terbaik dengan biaya atau subsidi yang seminimal mungkin.
Social pressure, PT. PLN (Persero) menghadapi tekanan yang semakin besar bagi
masyarakat untuk menghasilkan produk yang sangat murah dan berkualitas tinggi.
Untuk itu mekanisme penetapan harga dan subsidi sangat penting. Secara internal
PT. PLN (Persero) dituntut untuk ekonomis dan efisien agar menjadi entitas
bisnis yang tangguh dan profesional sehingga memiliki daya saing secara global.
Fokus yang harus diperhatikan oleh PT. PLN (Persero) adalah economy,
efficiency, effectiveness, equity and
performance. Dengan kondisi seperti ini, peranan PT. PLN (Persero) dapat
berfungsi sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pengembanan ekonomi daerah
(engine of growth dan sebagai center of economic activity).
Budaya
organisasi merupakan pemegang peran penting dalam pencapaian target perusahaan.
Budaya baru yang dikembangkan perusahaan telah ditetapkan PT. PLN (Persero)
melalui pedoman perilaku (code of conduct) menjelaskan bagaimana hubungan yang
seharusnya terjadi antara atasan terhadap bawahan, bawahan terhadap atasan dan
juga hubungan dengan rekan kerja. Didalam buku yang ditetapkan oleh Kantor
Pusat PT. PLN (Persero) tersebut juga sudah menerangkan Visi PT. PLN (Persero)
yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, ungul dan
terpercaya dengan bertumbuh pada potensi insani. Dari pengertian visi ini dapat
dilihat adanya kebutuhan akan pengembangan potensi yang harus dimiliki oleh
setiap karyawan, sehingga karyawan dapat membawa perusahaan terus berkembang
juga unggul dalam bidangnya.Pengembangan potensi individu ini sangat bergantung
kepada bagaimana perusahaan membentuk pengembangan karir pegawai, dan hal ini
sangat berpengaruh pada budaya perusahaan. Didalam buku code of conduct
tersebut juga dijelaskan nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar terbentuknya
budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah saling percaya,
integritas, peduli dan pembelajar. Jika nilai-nilai tersebut dapat diterapkan
dengan baik dalam perusahaan maka pengembangan potensi individu tersebut akan
menjadi lebih baik. Nilai saling percaya mendorong suasana kerja yang kondusif
antara atasan dan bawahan. Nilai integritas akan membawa kerja sama dalam
suasana kompetisi yang baik. Sedangkan nilai kepedulian akan membawa semua
karyawan, baik itu bawahan ataupun atasan untuk saling peduli. Dimana bawahan
peduli akan rencana dan target yang dimiliki oleh atasan dan atasan juga peduli
terhadap kebutuhan bawahan, antara lain terhadap pengembangan karir mereka.
Nilai pembelajar merupakan nilai yang sangat berpengaruh secara siginifikan
terhadap pengembangan potensi individu. Jika karyawan memiliki tingkat nilai
pembelajar yang tinggi maka akan semakin mudah untuk meningkatkan kemampuan
mereka. Tingkat nilai pembelajar ini juga sangat berpengaruh terhadap
pengembangan karir mereka, dimana setiap karyawan akan menilai dan meningkatkan
potensi dirinya sebelum menentukan rencana karir mereka.
Budaya
yang ada dalam buku code of conduct merupakan budaya dominan yang merupakan panduan
perilaku dari para karyawan sehari-harinya. Budaya dominan merupakan
kepribadian organisasi secara keseluruhan yang membedakan PT.PLN (Persero)
terhadap perusahaan lainnya. Budaya dominan ini akan dipengaruhi oleh
kultur-kultur lain yang tumbuh didalam organisasi, yang secara spesifik
ditumbuhkan oleh perbedaaan geografis dimana unit-unit PT. PLN (Persero)
berada. Budaya yang telah dipengaruhi ini akan membentuk suatu budaya lemah
(weak culture) yang menjadi suatu sub budaya baru.
Pengaruh
sub budaya ini justru lebih sering dipengaruhi budaya lama yang sudah ada
sebelumnya pada unit-unit perusahaan tersebut berada. PT. PLN (Persero) Sektor
Tello. Sektor Tello merupakan sub unit yang berada di Makassar, dimana pengaruh
budaya lokal juga mempengaruhi Dominant Culture yang telah dibuat oleh Kantor
Pusat PT. PLN (Persero) dan membentuk suatu subculture. Pengaruh budaya ini
antara lain adalah masih terlihat dengan jelas bagaimana keterikatan keluarga
yang masih kental. Pengaruh sub budaya ini juga sangat mempengaruhi pembentukan
pengembangan karir karyawan. Dimana kedekatan akan karyawan yang memiliki
hubungan keluarga dekat lebih diperhatikan dibandingkan yang tidak memiliki
hubungan sama sekali. Pembentukan sub budaya ini semakin kuat ketika agen
perubahan budaya (top management ) unit juga masih menggunakan budaya setempat.
Sumber daya yang terpenting pada organisasi adalah sumber daya manusia, karena
bagaimanapun baiknya organisasi, lengkap sarana dan fasilitas kerja, semuanya
tidak akan mempunyai arti penting tanpa manusia yang mengatur, menggunakan dan
memeliharanya. Oleh karena pentingnya kedudukan sumber daya manusia dalam
mendukung keberhasilan perusahaan ataupun organisasi dalam mencapai tujuannya,
maka pengeluaran perusahaan untuk menarik mengembangkan dan mempertahankan
karyawan bukan lagi dianggap sebagai biaya, tetapi investasi. Karyawan adalah
asset perusaaan yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya, yang nantinya akan
berpengaruh pada produktivitas dan profibilitas perusahaan jangka panjang. Dalam
pemikiran bahwa sumber daya manusia memiliki kedudukan yang semakin penting
maka pengelolaan sumber daya ini memerlukan perhatian khusus agar organisasi
dapat mencapai tujuannya terutama dalam menghadapi lingkungan bisnis yang
semakin kompetitif. PT. PLN (Persero) sebagai salah satu BUMN harus
meningkatkan kualitas sumber daya manusianya untuk meningkatkan efesiensi,
efektivitas dan performance-nya. Perubahan yang terjadi dalam tubuh PT.PLN
(Persero) mendorong pencapaian visi PT. PLN (Persero) yaitu diakui sebagai
perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan
bertumbuh pada potensi insani. Nilai-nilai yang muncul dan diakui sebagai
pedoman dalam perilaku karyawan PT. PLN (Persero) adalah saling, percaya,
integritas, peduli dan pembelajar. Melalui nilai-nilai tersebut maka diharapkan
PT. PLN (Persero) dapat memberikan pelayanan jasa ketenaga listrikan yang
terbaik dan memenuhi standart ketenaga listrikan yang dapat diterima dunia
internasional dan mewujudkan hal itu dengan bertumpu pada kapabilitas seluruh
warganya. Nilai-nilai yang diakui tersebut menjadi akar daribudaya organisasi
PT. PLN (Persero) Sektor Tello. Pada dasarnya Indikator yang menjadi
karakterisitik adanya budaya organisasi adalah: insiatif individual, toleransi
terhadap resiko, arah integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem
imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola-pola komunikasi. Budaya organisasi
melalui indikator-indikator tersebut yang akan menunjukkan apakah budaya
organisasi tersebut memberi pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan melalui
metode pengembangan karir karyawan. Berikut ini akan menganalisa hubungan
antara budaya yang terjadi terhadap pengembangan karir karyawan.
Beberapa
dimensi asumsi dasar tersebut adalah :
1.Keterkaitan
lingkungan organisasi.
Aspek
ini mengamati asumsi yang lebih mendasar tentang hubungan manusia dengan alam
dan lingkungan. Dapat dinilai dengan bagaimana anggota-anggota kunci organisasi
memandang hubungan tersebut. Terdapat tiga dimensi dari aspek ini. Pertama
tentang bagaimana mereka memandang peran organisasi dalam masyarakat yang mana
hal ini dapat dilihat melalui jenis produk yang dihasilkan atau cara pelayanan
yang diberikan, atau dimana pasar utamanya, atau segmentasi pelanggan yang dibidik.
Kedua, tentang apa pandangan mereka terhadap lingkungan yang relevan dengan
organisasi, apakah lingkungan ekonomi, politik, teknologi, sosial-budaya, atau
yang lainnya. Ketiga, bagaimana pandangan mereka tentang posisi organisasi
terhadap lingkungan, apakah organisasi mendominasi, atau didominasi oleh, atau
seimbang dengan lingkungannya tersebut.
2.
Hakikat realitas dan kebenaran.
Aspek
ini menyangkut pandangan anggota-anggota organisasi tentang kaidah-kaidah
linguistik dan keperilakuan yang menetapkan mana yang riil dan mana yang tidak,
mana yang fakta, bagaimana kebenaran akhirnya ditentukan, dan apakah kebenaran
diungkapkan atau ditemukan. Terdapat empat dimensi dari aspek ini. Pertama,
realitasfisik yang menyangkut persoalan criteria obyektif atas fakta. Kedua,
realitas sosial yang mempersoalkan konsensus atas opini, kebiasaan, dogma, dan
prinsip. Ketiga, realitas subyektif yang mempersoalkan pengalaman subyektif
atas pendapat, kecenderungan, dan cita rasa pribadi. Keempat, Mengenai kriteria
kebenaran yang berarti bagaimana kebenaran itu seharusnya ditentukan, apakah
oleh tradisi, dogma, moral atau agama, pendapat orang-orang bijak atau
orang-orang yang berwenang, proses hukum, resolusi konflik, uji coba, atau
pengujian ilmiah.
3.
Hakikat sifat manusia.
Aspek
ini menyangkut pandangan segenap anggota organisasi tentang apa yang dimaksud
dengan manusia dan apa atribut-atribut yang dianggap intrinsik atau puncak?
Terdapat dua dimensi dari aspek ini. Pertama, tentang sifat dasar manusia yaitu
apakah manusia pada dasarnya bersifat baik, buruk, atau netral ? Kedua,
mengenai perubahan sifat tersebut yaitu apakah sifat manusia itu tetap (tidak
dapat berubah) ataukah dapat berubah dan disempurnakan? Mana yang lebih baik
misalnya antara teori X atau teori Y ?
4.Hakikat
kegiatan manusia.
Aspek
ini menyangkut pandangan semua anggota organisasi tentang hal-hal benar apa
yang perlu dikerjakan oleh manusia atas dasar asumsi mengenai realitas,
lingkungan, dan sifat manusia diatas, apakah ia harus aktif, pasif,
pengembangan pribadi, fatalistik,atau yang lainnya? Apa yang dimaksud dengan
kerja dan apa yang dimaksud dengan main? Dimensi utama dari aspek ini adalah
sikap mental manusia terhadap lingkungan, yaitu apakah proaktif, reaktif,
ataukah harmoni?
5.
Hakikat hubungan antar manusia.
Aspek
ini menyangkut pandangan manusia tentang apayang dipandang sebagai cara yang
benar bagi manusia untuk saling berhubungan, untuk mendistribusikan kekuasaan
atau cinta? Apakah hidup ini kooperatif atau kompetitif; individualistic,
kolaboratif kelompok atau komunal ? Yang jelas terdapat dua dimensi dari aspek
ini. Pertama,struktur hubungan manusiawi yang memiliki alternatif linealitas,
kolateralitas, atau individualitas. Kedua, struktur hubungan organisasi yang
mempunyai variasi otokrasi, paternalisme, konsultasi, partisipasi, delegasi,
kolegialitas. Selanjutnya Schein menambahkan pula dua asumsi dasar lagi dalam
karyanya tersebut sebagai subdimensi hakikat realitas dan kebenaran.
Dua
asumsi tambahan ini adalah :
6. Hakikat waktu.
Aspek
ini berkaitan dengan pandangan anggota organisasi tentang orientasi dasar
waktu. Terdapat tiga dimensi dari aspek ini. Pertama, arahan focus yang
menyangkut masalalu, kini, dan masa mendatang. Kedua, konsep dasar waktu
tentang apakah waktu itu bersifat linear (monokronik), atau polikronik, atau
siklikal. Ketiga, tentang apakah ukuran waktu yang relevan yangberlaku dalam
organisasi tersebut, yaitu apakah mempergunakan satuan detik, menit, jam,
hari,minggu, bukan, tahun, dan seterusnya.
7. Hakikat Ruang.
Aspek
ini berkaitan dengan pandangan anggota organisasi mengenai konsepruang.
Terdapat tiga dimensi dalam aspek ini. Pertama, ketersediaan ruang yang
menyangkut apakah ruang itu tersedia, ataukah tersedia namun terbatas, ataukah
terbatas dalam pandangan orang-orang tersebut. Kedua, penggunaan ruang sebagai
simbol yang berkenaan dengan pandangan apakah ruang itu berfungsi sebagai
status dan kekuasaan, atau untuk keakraban, atau berfungsi sangat pribadi.
Ketiga, fungsi ruang sebagai norma 'jarak', yaitu jarak antara formal-informal
, dan jarak antara sahabat-teman, serta jarak dalam pertemuan dan hubungan
dengan orang luar. Ada tiga pendekatan dalam organisasi yaitu: pendekatan
klasik, Neoklasik, dan modern. Sedangkan budaya organisasi merupakan bagian
dari pendekatan modern, dimana aspek lingkungan akan membawa pengaruh dari
budaya organisasi. Pada lingkungan yang sederhana akan terlihatbudaya
organisasi yang sederhana pula. Organisasi memiliki suatu kepribadian seperti
halnya individu. Kepribadian organisasi sama dengan budaya organisasi. Budaya
organisasi adalah suatusistem pengertian yang diterima secara bersama sedangkan
karekteristik utamanya adalah inisiatif
individual, tolerasni terhadap resiko, arah, integrasi, dukungan manajemen,
kontrol, identitas, sistemimbalan, toleransi kepada konflik dan pola-pola
komunikasi.Hal tersebut disampaikan oleh Robbins, (1994:480) yang mengungkapkan
bahwa budaya organisasi merupakan suatu perangkat nilai yang dianut bersama dan
bersifat dominan dan koherenyang terungkap dalam bentuk simbolik, seperti
cerita, mitos, legenda, slogan, lelucon dan dogeng. Defisini lain menegaskan,
budaya organisasi merupakan pola dari asumsi dasar bentukkan, penemuan atau
pengembangan oleh suatu kelompok dalam proses mengatasi masalah-masalah
external dan internal, artinya bahwa persoalan-persoalan dapatasi dan survival
bersifat external sedangkan persoalan-persoalan organisasi bersifat
internal.Jadi budaya organisasi merupakan solusi yang secara konsisten dapat
berjalan dengan baik bagi sebuah organisasi dalam persoalan-persoalan external
dan internal sehingga menjadi pelajaranbagi setiap individu dalam organisasi
sebagai suatu cara berfikir dan merasakan dalam hubungannya dengan masalah
external survival. Yaitu bagaimana memahami misi dan startegi organisasi,
tujuan organisasi dan sasaran-sasaran untuk memantau kemajuan organisasi
melalui jaringan informasi. Juga masalah internal integrasi, yaitu bagaimana
menggunakan bahasa yang sama, norma-norma yang berlaku, cara-cara
mendelegasikan wewenag, pemberian penghargaan dan imbalan, serta cara-cara
mengatasi persoalan yang tidak diramalkan sebelumnya.
NIAI BUDAYA ORGANISASI
Saling Percaya
Suasana saling menghargai dan terbuka anggota Perusahaan yang dilandasi oleh integritas, itikad baik, dan kompetensi yang saling berhubungan.
Nilai Saling Percaya ini tercermin dalam :
• hubungan antara sesama anggota perusahaan.
• hubungan antara pimpinan dengan bawahan.
• berhubungan dengan pelanggan.
• berhubungan dengan pemasok dan mitra kerja
• berhubungan dengan pemerintah/shareholder.
• berhubungan dengan masyarakat.
• berhubungan dengan Serikat Pekerja.
Suasana saling menghargai dan terbuka anggota Perusahaan yang dilandasi oleh integritas, itikad baik, dan kompetensi yang saling berhubungan.
Nilai Saling Percaya ini tercermin dalam :
• hubungan antara sesama anggota perusahaan.
• hubungan antara pimpinan dengan bawahan.
• berhubungan dengan pelanggan.
• berhubungan dengan pemasok dan mitra kerja
• berhubungan dengan pemerintah/shareholder.
• berhubungan dengan masyarakat.
• berhubungan dengan Serikat Pekerja.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan
untuk
mengaktualisasikan Nilai Saling Percaya :
1. Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
mengaktualisasikan Nilai Saling Percaya :
1. Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
2. Bersikap objektif dalam menilai, menganalisa, dan mengambil
keputusan.
3. Terbuka terhadap kritik, saran, serta bersedia memberi
informasi yang diperlukan sesama anggota perusahaan sesuai dengan kewenangan
dan batas-batas yang diijinkan.
4. Mampu berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari diklat,
seminar dan penugasan diantara sesama anggota perusahaan.
5. Memberi semangat dan saling mendukung.
6. Bersikap arif dan adil dalam menanggapi kesalahan yang
dilakukan oleh orang lain.
7. Berani bertanggung-jawab atas keputusan yang diambil.
8. Siap memberi bantuan, baik diminta atau atas inisiatif
sendiri.
9. Menjalin hubungan baik dan saling menghormati.
10. Bersedia menyampaikan informasi secara proporsional dan
dapat dipercaya kepada pihak
yang berkepentingan.
11. Bersedia menerima kritik dan menghargai pendapat orang lain.
12. Berani menyampaikan pendapat dan gagasan secara etikal.
13. Memberikan kemudahan akses informasi bagi sesama anggota
perusahaan sesuai batas-batas kewenangan.
14. Menciptakan mekanisme kerja dan prosedur pelayanan yang
jelas
dan transparan.
15. Membuka kesempatan bagi bawahan untuk terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
16. Memberikan penilaian atas prestasi dan kemampuan anggota
perusahaan harus dilakukan secara objektif dan transparan.
Integritas
Wujud dari sikap anggota perusahaan yang menunjukan kejujuran, keselarasan antara perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap perusahaan dan pemanfaatan kekayaan kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Nilai Integritas ini diwujudkan dalam hubungan :
• antar sesama anggota perusahaan.
• antara pimpinan-bawahan.
• pemanfaatan aset perusahaan.
• dengan pelanggan, pemasok, dan mitra kerja lai
• dengan pemerintah/ pemegang saham.
• dengan masyarakat umum.
• dengan lingkungan hidup.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan
untuk
mengaktualisasikan Nilai Integritas:
1. Menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perusahaan dalam melaksanakan tugas.
2. Cerdas, bijak, adil, dalam menjalankan tugas Perusahaan.
3. Menghargai persamaan hak dan kewajiban untuk menciptakan
hubungan kerja yang harmonis.
4. Bertanggung-jawab terhadap keselamatan kerja dan menjaga
kerahasiaan serta keamanan dokumen Perusahaan.
5. Ikut bertanggung-jawab dalam usaha melestarikan lingkungan
dalam kaitannya dengan pembangunan dan kegiatan operasional
prasarana kelistrikan.
6. Semua anggota Perusahaan tidak akan menyalahgunakan
wewenang dan berupaya mencegah KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme).
mengaktualisasikan Nilai Integritas:
1. Menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perusahaan dalam melaksanakan tugas.
2. Cerdas, bijak, adil, dalam menjalankan tugas Perusahaan.
3. Menghargai persamaan hak dan kewajiban untuk menciptakan
hubungan kerja yang harmonis.
4. Bertanggung-jawab terhadap keselamatan kerja dan menjaga
kerahasiaan serta keamanan dokumen Perusahaan.
5. Ikut bertanggung-jawab dalam usaha melestarikan lingkungan
dalam kaitannya dengan pembangunan dan kegiatan operasional
prasarana kelistrikan.
6. Semua anggota Perusahaan tidak akan menyalahgunakan
wewenang dan berupaya mencegah KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme).
7. Bersedia bekerja keras.
8. Memegang teguh komitmen atas hasil keputusan yang telah
disepakati bersama.
9. Konsisten dalam setiap langkah dan tindakan.
10. Selalu bertindak jujur, tertib, disiplin, dan transparan.
11. Setiap program dan kegiatan harus dihasilkan melalui proses
analisis yang mempertimbangkan tolok ukur normatif serta cost & benefit untuk memberikan manfaat bagi perusahaan.
12. Bersedia berinovasi dalam menjalankan tugas.
13. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas.
14. Melakukan pekerjaan secara cermat dan tepat.
8. Memegang teguh komitmen atas hasil keputusan yang telah
disepakati bersama.
9. Konsisten dalam setiap langkah dan tindakan.
10. Selalu bertindak jujur, tertib, disiplin, dan transparan.
11. Setiap program dan kegiatan harus dihasilkan melalui proses
analisis yang mempertimbangkan tolok ukur normatif serta cost & benefit untuk memberikan manfaat bagi perusahaan.
12. Bersedia berinovasi dalam menjalankan tugas.
13. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas.
14. Melakukan pekerjaan secara cermat dan tepat.
Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan yang dihada piperusahaan serta mancari solusi yang tepat.
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan yang dihada piperusahaan serta mancari solusi yang tepat.
Nilai Peduli ini ditunjukkan dalam:
• hubungan antara sesama anggota perusahaan.
• hubungan antara pimpinan-bawahan.
• menjaga kondisi dan pemanfaatan aset perusahaan.
• berhubungan dengan pelanggan/ pemasok dan mitra kerja lainnya.
• berhubungan dengan pemerintah/ pemegang saham.
• berhubungan dengan masyarakat umum.
• menjaga keselarasan lingkungan hidup.
• menjaga keamanan dan keselamatan kerja.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan
untuk
mengaktualisasikan Nilai Peduli:
1. Memahami kepentingan orang lain.
2. Mau membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam menangani pekerjaan.
3. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas Perusahaan.
4. Menaruh perhatian dan mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di Perusahaan.
5. Sopan dan menghormati orang lain.
6. Memelihara, melengkapi, dan memperbarui informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
7. Memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik terhadap sesame anggota Perusahaan, pelanggan, maupun mitra kerja.
8. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap prestasi.
9. Bersedia menerima dan memberi teguran sesuai dengan peraturan yang Menjaga dan memelihara sarana & fasilitas Perusahaan yang menjadi tanggung-jawabnya.
11. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan memperhatikan kepentingan stakeholder.
12. Menciptakan sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit (birokratis) dan cara kerja yang memberikan kemudahan pada orang lain.
13. Mewaspadai dan mencermati gejala-gejala yang timbul di lingkungan kerja serta berusaha melakukan tindakan yang diperlukan.
14. Membantu kesulitan rekan kerja dalam membangun semangat kebersamaan untuk mencapai keberhasilan bersama.
15. Memberi perhatian dan menghargai pendapat orang lain serta bersedia melakukan koreksi diri.
16. Berusaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu produk dan pelayaapelayanan.berlaku.
mengaktualisasikan Nilai Peduli:
1. Memahami kepentingan orang lain.
2. Mau membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam menangani pekerjaan.
3. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas Perusahaan.
4. Menaruh perhatian dan mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di Perusahaan.
5. Sopan dan menghormati orang lain.
6. Memelihara, melengkapi, dan memperbarui informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
7. Memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik terhadap sesame anggota Perusahaan, pelanggan, maupun mitra kerja.
8. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap prestasi.
9. Bersedia menerima dan memberi teguran sesuai dengan peraturan yang Menjaga dan memelihara sarana & fasilitas Perusahaan yang menjadi tanggung-jawabnya.
11. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan memperhatikan kepentingan stakeholder.
12. Menciptakan sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit (birokratis) dan cara kerja yang memberikan kemudahan pada orang lain.
13. Mewaspadai dan mencermati gejala-gejala yang timbul di lingkungan kerja serta berusaha melakukan tindakan yang diperlukan.
14. Membantu kesulitan rekan kerja dalam membangun semangat kebersamaan untuk mencapai keberhasilan bersama.
15. Memberi perhatian dan menghargai pendapat orang lain serta bersedia melakukan koreksi diri.
16. Berusaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu produk dan pelayaapelayanan.berlaku.
Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktek pembangunan,manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutkhir demi pembaruanPerusahaan secara berkelanjutan.
Nilai Pembelajar ini harus diwujudkan oleh seluruh anggota Perusahaan
dalam:
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktek pembangunan,manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutkhir demi pembaruanPerusahaan secara berkelanjutan.
Nilai Pembelajar ini harus diwujudkan oleh seluruh anggota Perusahaan
dalam:
• Pengembangan individu anggota perusahaan.
• Pembaruan Perusahaan.
• Beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Pembelajar:
1. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesame anggota Perusahaan.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
3. Mendorong anggota Perusahaan untuk berinisiatif dalam pengembangan
diri secara terus-menerus.
4. Membiasakan diri untuk berbicara secara realistik yang didukung oleh data dan fakta.
5. Bekerja berdasarkan standar terbaik dan profesional sehingga didapatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang berbobot.
6. Memelihara semangat untuk beradaptasi dalam mengelola perubahan secara konstruktif.
7. Memelihara achievement motivation yang tinggi.
8. Proaktif mencari peluang pengembangan usaha serta memimpin dinamika perubahan usaha.
9. Membangun semangat kerjasama untuk menumbuhkan sinergi antar fungsi dan antar tim.
10. Memberdayakan orang lain untuk maju dan mandiri.
4. Membiasakan diri untuk berbicara secara realistik yang didukung oleh data dan fakta.
5. Bekerja berdasarkan standar terbaik dan profesional sehingga didapatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang berbobot.
6. Memelihara semangat untuk beradaptasi dalam mengelola perubahan secara konstruktif.
7. Memelihara achievement motivation yang tinggi.
8. Proaktif mencari peluang pengembangan usaha serta memimpin dinamika perubahan usaha.
9. Membangun semangat kerjasama untuk menumbuhkan sinergi antar fungsi dan antar tim.
10. Memberdayakan orang lain untuk maju dan mandiri.
PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAA BISNIS
a. Prinsip Umum
Pengelolaan perusahaan diselenggarakan berdasarkan etika bisnis
yang sehat dan universal secara konsisten menyelenggarakan perusahaan secara
baik (Good Corporate Governance) dengan
harapan bahwa hal itu dapat meningkatkan citra perusahaan
baik dikalangan perusahaan sendiri maupun dikalangan
masyarakat.
Prinsip tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku:
1. Menekankan profesionalisme, keterbukaan, serta etika bisnis yang
sehat di dalam mengelola Perusahaan.
2. Berupaya agar seluruh anggota perusahaan mengutamakan kepuasan
pelanggan.
3. Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan
objektivitas dalam pengelolaan bisnis.
4. Memperlakukan kontraktor, pemasok, dan penyedia jasa Sebagai
mitra usaha yang setara dan profesional.
5. Memberdayakan Unit Bisnis dan Anak Perusahaan PLN agar mampu
bekerja secara profesional.
6. Berupaya membangun dan meningkatkan citra perusahaan di
masyarakat dan mitra usaha.
b. Prinsip Ekonomi
Bertumbuh-kembang adalah harapan utama Perusahaan yang
akan diwujudkan melalui peningkatan kinerja dan produktivitas
secara berkelanjutan.
Prinsip ini diwujudkan berlandaskan pada upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kemampuan berlaba (Profitability) dan Nilai
Tambah.
2. Mengaktualisasikan nilai sadar biaya.
3. Mengelola sumberdaya secara efesien dan efektif.
4. Melakukan asesmen terhadap aspek kesehatan perusahaan yang
mengacu pada standar-standar yang universal.
5. Merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan stratejik yang
mempertimbangkan kepentingan jangka panjang demi kesehatan dan kelangsungan
hidup Perusahaan.
Prinsip Pengelolaan Potensi Insani
PLN menempatkan potensi insani sebagai tumpuan keberhasilan
Perusahaan. Untuk itu, anggota Perusahaan perlu
diberdayakan secara maksimal dengan menghargai nilai-nilai
kemanusiaan, sehingga tumbuh komitmen dan rasa
bangga kepada Perusahaan.
Prinsip tersebut diwujudkan melalui tindakan:
Prinsip tersebut diwujudkan melalui tindakan:
1. Memberikan kesempatan setiap warga negara Indonesia untuk berkompetisi secara sehat memperoleh kesempatan menjadi karyawan PLN.
2. Memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota perusahaan untuk meningkatkan kompetensi.
3. Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap anggota Perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
4. Memberikan penghargaan kepada setiap anggota Perusahaan
yang berprestasi.
5. Memberi kesempatan kepada anggota perusahaan yang melakukan
kesalahan untuk memperbaiki diri.
6. Mengakui hak-hak anggota perusahaan, memberikan perlindungan kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, serta membangun komunikasi dua arah yang akrab antara unsur pimpinan dan anggota perusahaan.
6. Mengakui hak-hak anggota perusahaan, memberikan perlindungan kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, serta membangun komunikasi dua arah yang akrab antara unsur pimpinan dan anggota perusahaan.
d. Prinsip Mengutamakan Kualitas
Perusahaan mengutamakan keandalan produksi tenaga listrik dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diupayakan peningkatan kualitas produk, proses, sistem, dan teknologi.
Perusahaan mengutamakan keandalan produksi tenaga listrik dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diupayakan peningkatan kualitas produk, proses, sistem, dan teknologi.
sesuai dengan kebutuhan yang terus meningkat, melalui:
1. Peningkatan keandalan produksi secara terus-menerus dan terukur.
2. Pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.
3. Memberikan peluang kepada seluruh anggota perusahaan untuk meningkatkan diri dan mengembangkan peluang.
4. Menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan operasi perusahaan.
1. Peningkatan keandalan produksi secara terus-menerus dan terukur.
2. Pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.
3. Memberikan peluang kepada seluruh anggota perusahaan untuk meningkatkan diri dan mengembangkan peluang.
4. Menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan operasi perusahaan.
5. Menyediaan informasi produksi dan bisnis yang terpercaya dan
mutakhir.
PRINSIP –PRINSIP ETIKA KERJA
Sebagai Perusahaan Listrik yang terkemuka, PLN memegang teguh
Etika Kerja yang dituangkan didalam 6 (enam) prinsip sebagai berikut:
1. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.
2. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia.
3. Menjaga Citra Perusahaan.
4. Mengutamakan kepentingan perusahaan.
5. Persaingan yang sehat dan transparan.
6. Menekankan prinsip Profesionalisme.
Komitmen Perusahaan
Terhadap Pihak Yang Berkepentingan
Didalam berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
(Stakeholder) perusahaan memberikan komitmennya sebagai berikut :
Konsumen
Konsumen adalah faktor penting yang harus diprioritaskan, dimana
kepuasan pelanggan berarti keuntungan bagi perusahaan.
Pesaing
Pesaing harus dijadikan motivator dan tolok ukur untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
Didalam berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
(Stakeholder) perusahaan memberikan komitmennya sebagai berikut :
Konsumen
Konsumen adalah faktor penting yang harus diprioritaskan, dimana
kepuasan pelanggan berarti keuntungan bagi perusahaan.
Pesaing
Pesaing harus dijadikan motivator dan tolok ukur untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
Pemasok
pemasok adalah bagian dari proses bisnis kita
sehingga harus
dijadikan partner bisnis.
Pemegang Saham
PLN dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi padaupaya meningkatkan nilai investasi dari Pemegang saham.
dijadikan partner bisnis.
Pemegang Saham
PLN dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi padaupaya meningkatkan nilai investasi dari Pemegang saham.
MITRA USAHA
PLN akan senantiasa menjalin hubungan bisnis untuk mengukuhkan
keunggulan kompetitif yang saling menguntungkan.
Potensi Insani
PLN meyakini bahwa karyawan merupakan manusia yang bersumberdaya dan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu PLN bertekad untuk memberdayakan secara maksimal melalui sentuhan manusiawi dan profesional sehingga merasa bangga menjadi anggota perusahaan dan mau mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya demi keberhasilan perusahaan.
PLN akan senantiasa menjalin hubungan bisnis untuk mengukuhkan
keunggulan kompetitif yang saling menguntungkan.
Potensi Insani
PLN meyakini bahwa karyawan merupakan manusia yang bersumberdaya dan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu PLN bertekad untuk memberdayakan secara maksimal melalui sentuhan manusiawi dan profesional sehingga merasa bangga menjadi anggota perusahaan dan mau mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya demi keberhasilan perusahaan.
Pemerintah
PLN bertekad menjadi aset nasional yang keberadaannya memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Masyarakat
PLN memiliki kepedulian dan tanggap terhadap lingkungan social masyarakat.
Lingkungan Hidup
PLN turut dan berperan memelihara kelestarian lingkungan hidup disetiap pembangunan fasilitas kelistrikan.
PLN bertekad menjadi aset nasional yang keberadaannya memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Masyarakat
PLN memiliki kepedulian dan tanggap terhadap lingkungan social masyarakat.
Lingkungan Hidup
PLN turut dan berperan memelihara kelestarian lingkungan hidup disetiap pembangunan fasilitas kelistrikan.
Operasional Perusahaan
Umum
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
2. Kepatuhan Terhadap Standar Umum
3. Norma-Norma Umum
Panduan Perilaku terhadap Pihak yang Berkepentingan
1. Pemegang Saham
2. Pelanggan
3. Karyawan
4. Pemasok
5. Komunitas
6. Media Masa
7. Investor
8. Anak Perusahaan
9. Pemerintah
Umum
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
2. Kepatuhan Terhadap Standar Umum
3. Norma-Norma Umum
Panduan Perilaku terhadap Pihak yang Berkepentingan
1. Pemegang Saham
2. Pelanggan
3. Karyawan
4. Pemasok
5. Komunitas
6. Media Masa
7. Investor
8. Anak Perusahaan
9. Pemerintah
Umum
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
a. Bahwa didalam berinteraksi dengan pihak-pihak yang terkait harus merujuk pada aturan, kebijakan, perundang-undangan dan tata tertib yang berlaku baik internal perusahaan, nasional maupun internasional sesuai dengan lingkup kerja yang ditangani.
b. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami aturan, kebijakan dan perundang-undangan baik yangJikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun lembaga international yang berwenang sesuai dengan bidang yang
ditangani.
c. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap kebijakan baru yang berhubungan dengan tugas pekerjaan dibidangnya baik yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun lembaga-lembaga internasional yang relevan.
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
a. Bahwa didalam berinteraksi dengan pihak-pihak yang terkait harus merujuk pada aturan, kebijakan, perundang-undangan dan tata tertib yang berlaku baik internal perusahaan, nasional maupun internasional sesuai dengan lingkup kerja yang ditangani.
b. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami aturan, kebijakan dan perundang-undangan baik yangJikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun lembaga international yang berwenang sesuai dengan bidang yang
ditangani.
c. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap kebijakan baru yang berhubungan dengan tugas pekerjaan dibidangnya baik yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun lembaga-lembaga internasional yang relevan.
2. Kepatuhan Terhadap Standar Umum
Setiap anggota perusahaan wajib mengikuti standar-standar umum yang berlaku baik di lingkungan asosiasi industri maupun asosiasi profesi yang secara umum diterapkan.
a. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami
seluruh standar-standar asosiasi maupun profesi yang berlaku.
b. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap perubahan
standar-standar baru yang berhubungan dengan tugas
pekerjaan dibidangnya.
3. Norma-Norma Umum
Setiap anggota perusahaan wajib menjunjung tinggi norma-norma
umum yaitu prinsip-prinsip umum yang harus disadari dan secara
konsisten dilaksanakan, meliputi:
a. Komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan nilai produk yang dijual.
b. Keamanan teknis dari seluruh fasilitas dan instalasi perusahaan.
c. Kesehatan dan keselamatan kerja.
Setiap anggota perusahaan wajib mengikuti standar-standar umum yang berlaku baik di lingkungan asosiasi industri maupun asosiasi profesi yang secara umum diterapkan.
a. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami
seluruh standar-standar asosiasi maupun profesi yang berlaku.
b. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap perubahan
standar-standar baru yang berhubungan dengan tugas
pekerjaan dibidangnya.
3. Norma-Norma Umum
Setiap anggota perusahaan wajib menjunjung tinggi norma-norma
umum yaitu prinsip-prinsip umum yang harus disadari dan secara
konsisten dilaksanakan, meliputi:
a. Komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan nilai produk yang dijual.
b. Keamanan teknis dari seluruh fasilitas dan instalasi perusahaan.
c. Kesehatan dan keselamatan kerja.
d.Kesamaan
kesempatan bagi seluruh pegawai.
e. Kebijakan untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar fasilitas yang dibangun.
f. Dukungan pada aktivitas masyarakat sekitar.
e. Kebijakan untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar fasilitas yang dibangun.
f. Dukungan pada aktivitas masyarakat sekitar.
Panduan perilaku terhadap Pihak Yang Berkepentingan
1. Pemegang Saham
a. Memperlakukan para pemegang saham secara setara dan adil, tanpa memandang porsi kepemilikan saham mereka dalam Perusahaan dengan memenuhi hak-hak pemegang saham.
b. Melakukan upaya untuk mengamankan, melindungi dan meningkatkan nilai aset Perusahaan.
c. Mendayagunakan setiap aset Perusahaan.
d. Perusahaan akan meningkatkan kinerja dan memelihara citra positif dalam rangka untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
e. Perusahaan akan menindak tegas karyawan yang membocorkan rahasia perusahaan.
Pelanggan
a. Mengutamakan pelanggan yang menjadi target market, sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini perusahaan.
b. Memenuhi segala kewajiban hukum atau kontrak yang telah disepakati.
c. Memberikan solusi yang saling menguntungkan sehubungan dengan pemanfaatan jasa Perusahaan.
d. Memastikan pemberian informasi yang tidak menyesatkan.
e. Hindari penyuapan terhadap pejabat pengambil keputusan.
f. Melayani dan sedapat mungkin mengantisipasi kebutuhan
pelanggan dengan baik.
g. Memiliki komitmen untuk menepati janji.
h. Menghindari perilaku untuk membedakan pelanggan.
a. Mengutamakan pelanggan yang menjadi target market, sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini perusahaan.
b. Memenuhi segala kewajiban hukum atau kontrak yang telah disepakati.
c. Memberikan solusi yang saling menguntungkan sehubungan dengan pemanfaatan jasa Perusahaan.
d. Memastikan pemberian informasi yang tidak menyesatkan.
e. Hindari penyuapan terhadap pejabat pengambil keputusan.
f. Melayani dan sedapat mungkin mengantisipasi kebutuhan
pelanggan dengan baik.
g. Memiliki komitmen untuk menepati janji.
h. Menghindari perilaku untuk membedakan pelanggan.
Karyawan
a. Memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk mengembangkan diri.
b. Menyediakan prasarana pengembangan dan pelatihan pegawai.
c. Memberikan penghargaan berdasarkan kinerja dan kompetensi pegawai, secara korporasi, tim kerja dan individu.
d. Menghargai martabat manusia tanpa memandang SARA dan gender.
e. Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan dan rekan sekerja yang kondusif, produktif dan inovatif.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan dalam hubungan atasan bawahan, rekan kerja maupun pelanggan.
g. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari suasana pertentangan kepentingan.
h. Menjadikan perusahaan sebagai satu-satunya tempat berkarya yang berkualitas bagi segenap karyawan demi kepentingan perusahaan dan karyawannya.Mendorong pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun keagamaan.
j. Perusahaan menghormati prinsip umum kemanusiaan, hak dan
kewajiban berdasarkan peraturan yang berlaku.
k. Perusahaan menyediakan kesempatan yang sama kepada semua pegawai tanpa mengindahkan senioritas, perbedaan jenis kalmin, perbedaan etnis, agama dan status.
l. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai manusia yang bersumberdaya, dan dihormati, serta dikembangkan sesuai dengan kompetensi dan potensinya.
m. Perusahaan mendukung transparansi dalam komunikasi yang
terbuka.
n. Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berpretasi.
4. Pemasok
a. Melakukan penawaran secara terbuka, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku baik nasional maupun internasional. Menolak pemberian dalam bentuk apapun yang ada kaitannya dengan jabatan, langsung maupun tidak langsung.
c. Menjalin hubungan dengan pemasok secara jujur, efisien dan berpedoman pada aturan yang berlaku.
d. Menilai dan menentukan pemasok berdasarkan kriteria teknis dan administratif yang jelas, relistis dan kompetitif dengan pemasok lain.
e. Mempertimbangkan manfaat bagi perusahaan dalam setiap program pengadaan.
f. Menjaga kerahasiaan dokumen kontrak sesuai dengan tingkatkepentingannya.
g. Memberikan sanksi apabila terdapat perbedaan antara kinerja/ mutu produk/jasa yang diberikan, terhadap kontrak.
h. Membina pemasok agar mengikuti ketentuan ,kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku.
a. Memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk mengembangkan diri.
b. Menyediakan prasarana pengembangan dan pelatihan pegawai.
c. Memberikan penghargaan berdasarkan kinerja dan kompetensi pegawai, secara korporasi, tim kerja dan individu.
d. Menghargai martabat manusia tanpa memandang SARA dan gender.
e. Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan dan rekan sekerja yang kondusif, produktif dan inovatif.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan dalam hubungan atasan bawahan, rekan kerja maupun pelanggan.
g. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari suasana pertentangan kepentingan.
h. Menjadikan perusahaan sebagai satu-satunya tempat berkarya yang berkualitas bagi segenap karyawan demi kepentingan perusahaan dan karyawannya.Mendorong pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun keagamaan.
j. Perusahaan menghormati prinsip umum kemanusiaan, hak dan
kewajiban berdasarkan peraturan yang berlaku.
k. Perusahaan menyediakan kesempatan yang sama kepada semua pegawai tanpa mengindahkan senioritas, perbedaan jenis kalmin, perbedaan etnis, agama dan status.
l. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai manusia yang bersumberdaya, dan dihormati, serta dikembangkan sesuai dengan kompetensi dan potensinya.
m. Perusahaan mendukung transparansi dalam komunikasi yang
terbuka.
n. Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berpretasi.
4. Pemasok
a. Melakukan penawaran secara terbuka, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku baik nasional maupun internasional. Menolak pemberian dalam bentuk apapun yang ada kaitannya dengan jabatan, langsung maupun tidak langsung.
c. Menjalin hubungan dengan pemasok secara jujur, efisien dan berpedoman pada aturan yang berlaku.
d. Menilai dan menentukan pemasok berdasarkan kriteria teknis dan administratif yang jelas, relistis dan kompetitif dengan pemasok lain.
e. Mempertimbangkan manfaat bagi perusahaan dalam setiap program pengadaan.
f. Menjaga kerahasiaan dokumen kontrak sesuai dengan tingkatkepentingannya.
g. Memberikan sanksi apabila terdapat perbedaan antara kinerja/ mutu produk/jasa yang diberikan, terhadap kontrak.
h. Membina pemasok agar mengikuti ketentuan ,kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku.
BAB 3
Penutup
Kesimpulan
Dari materi yang telah kita bahas diatas, dapat
disimpulkan bahwasannya sistem pengorganisasian PT.PLN berjalan dengan baik
berdasar dengan aturan-aturan yang di tetapkan , setiap bagian dalam perusahaan
memilki peran penting satu sama lainya oleh sebab itu harus mengikuti prosedur
yang ada.
Saran
Dalam perusahaan harus melakukan banyak koordinasi
agar pekerjaan Lebih mudah di lakukan.serta pengawasan pada daerah–daerah
tepencil di indonesia yang terpantau.
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
terima kasih kak sangat membantu tugas sy
BalasHapusterimakasih kak,,
BalasHapusKak saya izin ngambil yah datanya:)
BalasHapus