Sabtu, 23 Januari 2016

BUDAYA ORGANISASI PERUSAHAAN PLN

Makalah
Ilmu Budaya Dasar
Budaya Organisasi perusahaan PLN


Nafisha Nurraidah Shafa
 ( 14215956 )
Fakultas Ekonomi Manajemen
Universtas Gunadarma







Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada kehidupan akhirat kelak.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya saya  ucapkan kepada Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan. Saya  menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan saya jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah saya dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil hikmah dari judul ini sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.



Daftar Isi

Kata Pengantar ..........................................................................................2
Daftar Isi ...................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN…………………............................................4
Latar Belakang………………………………………..............................4
Rumusan Masalah…………………………………….............................4
Manfaat Makalah......................................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN …………………………..................................5
Profile  Perusahan PLN.............................................................................5
VISI&MISI Perusahan PLN…………………………..............................5
Struktur Manajemen PLN…………………………..................................6
Budaya Organisasi PLN.............................................................................6
Prinsip pengelolaan Bisnis.......................................................................15
Prinsip Etika Bisnis..................................................................................17
Operasional Perusahaan...........................................................................18
BAB 3 PENUTUP....................................................................................21
Kesimpulan ..............................................................................................21
Saran ........................................................................................................21






BAB 1
PENDAHULUAN
Latar belakang masalah
PT.PLN(PERSERO)sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bindang kelistrikan dan merupakn perusahaan listrik satu-satunya di indonesia dengaan kata lain maka PT.PLN memilik Hak Monopoli  terhadap penjualan listrik di indonesia serta Persero memilik konsumen terbanyak yang ada di indonesia dimana m3ngingat manusia membutuhkan sumber listrik untuk melakukan aktivitas sehari-hari.melihat pentinganya kebutuhan masyarakat saya mencoba menguraikan budaya organisasi PT.PLN(PERSERO) untuk menjalankan roda Organisasinya.
Rumusan Masalah
Sesuai dengan apa yang di jelakan pada latar belakang yang telah tertera di atas maka dapat di rumuskan sebagai:
Bagaimana Prosedur pengorganisasian yang di terapkan oleh PT.PLN?
Bagaimana prosedur pengenalian organisasi PT.PLN?
Manfaat Penulisan
·         untuk mendapatkan gambaran tentang bentuk organisasi PT.PLN
·         Memberikan manfaat bagi para pembaca dan penulis untuk pemahaman budaya organisasasi




BAB 2
PEMBAHASAN
PROFILE PERUSAHAAN
Visi
Diakui sebagai Perusahaan Kelas Dunia yang Bertumbuh kembang, Unggul dan Terpercaya dengan bertumpu pada Potensi Insani.
Misi
  • Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.
  • Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.
  • Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
  • Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.
Moto
Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik
Maksud dan Tujuan Perseroan
Untuk menyelenggarakan usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksanakan penugasan Pemerintah di bidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
Sejarah
Berawal di akhir abad ke 19, perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik gula dan pabrik teh mendirikan pembangkit listrik untuk keperluan sendiri.
Antara tahun 1942-1945 terjadi peralihan pengelolaan perusahaan- perusahaan Belanda tersebut oleh Jepang, setelah Belanda menyerah kepada pasukan tentara Jepang di awal Perang Dunia II.
Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama-sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas di bawah Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik sebesar 157,5 MW.
Pada tanggal 1 Januari 1961, Jawatan Listrik dan Gas diubah menjadi BPU-PLN (Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara) yang bergerak di bidang listrik, gas dan kokas yang dibubarkan pada tanggal 1 Januari 1965. Pada saat yang sama, 2 (dua) perusahaan negara yaitu Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola tenaga listrik milik negara dan Perusahaan Gas Negara (PGN) sebagai pengelola gas diresmikan.
Pada tahun 1972, sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17, status Perusahaan Listrik Negara (PLN) ditetapkan sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dan sebagai Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan (PKUK) dengan tugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum.
Seiring dengan kebijakan Pemerintah yang memberikan kesempatan kepada sektor swasta untuk bergerak dalam bisnis penyediaan listrik, maka sejak tahun 1994 status PLN beralih dari Perusahaan Umum menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) dan juga sebagai PKUK dalam menyediakan listrik bagi kepentingan umum hingga sekarang.
Budaya Kerja PT PLN
Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah suatu perusahaan negara yang pengelolaannya ditujukan untuk melayani masyarakat. Sebagai perusahaan pemerintah, PLN dapat dikategorikan sebagai perusahaan jasa kelistrikan yang mengandalkan kualitas pelayanan jasa yang diberikan pada masyarakat. PLN juga merupakan perusahaan yang memproduksi listrik melalui Unit-unit pembangkitnya. Kunci Budaya Organisasi PT PLN adalah: Melayani dengan kualitas.
Sebagaimana sebuah perusahaan negara, PLN banyak mendapatkan sorotan dari berbagai pihak mengenai efektivitas kerja dalam organisasi dan kualitas layanan yang diberikan. Oleh karena itu peningkatan kualitas dan efektivitas kerja menjadi sangat penting. Hal ini dapat dilihat dari seberapa besar tingkat efektivitas organisasi dalam melaksanakan fungsinya. Sebuah organisasi akan dapat bertahan hidup dan akan dapat berkembang apabila mampu beroperasi secara efektif. Tuntutan yang dihadapi PT. PLN (persero) sebagai salah satu BUMN adalah tekanan untuk meningkatkan kesejahteraan stakeholder -nya, baik itu pemerintah, manajemen, kustomer, supplier, distributor dan sebagainya. Bentuk kongkritnya adalah regulation & political pressure, PT. PLN (Persero) dituntut memberikan pelayanan terbaik dengan biaya atau subsidi yang seminimal mungkin. Social pressure, PT. PLN (Persero) menghadapi tekanan yang semakin besar bagi masyarakat untuk menghasilkan produk yang sangat murah dan berkualitas tinggi. Untuk itu mekanisme penetapan harga dan subsidi sangat penting. Secara internal PT. PLN (Persero) dituntut untuk ekonomis dan efisien agar menjadi entitas bisnis yang tangguh dan profesional sehingga memiliki daya saing secara global. Fokus yang harus diperhatikan oleh PT. PLN (Persero) adalah economy, efficiency, effectiveness, equity and  performance. Dengan kondisi seperti ini, peranan PT. PLN (Persero) dapat berfungsi sebagai pemacu utama pertumbuhan dan pengembanan ekonomi daerah (engine of growth dan sebagai center of economic activity).
Budaya organisasi merupakan pemegang peran penting dalam pencapaian target perusahaan. Budaya baru yang dikembangkan perusahaan telah ditetapkan PT. PLN (Persero) melalui pedoman perilaku (code of conduct) menjelaskan bagaimana hubungan yang seharusnya terjadi antara atasan terhadap bawahan, bawahan terhadap atasan dan juga hubungan dengan rekan kerja. Didalam buku yang ditetapkan oleh Kantor Pusat PT. PLN (Persero) tersebut juga sudah menerangkan Visi PT. PLN (Persero) yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, ungul dan terpercaya dengan bertumbuh pada potensi insani. Dari pengertian visi ini dapat dilihat adanya kebutuhan akan pengembangan potensi yang harus dimiliki oleh setiap karyawan, sehingga karyawan dapat membawa perusahaan terus berkembang juga unggul dalam bidangnya.Pengembangan potensi individu ini sangat bergantung kepada bagaimana perusahaan membentuk pengembangan karir pegawai, dan hal ini sangat berpengaruh pada budaya perusahaan. Didalam buku code of conduct tersebut juga dijelaskan nilai-nilai yang seharusnya menjadi dasar terbentuknya budaya perusahaan. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar. Jika nilai-nilai tersebut dapat diterapkan dengan baik dalam perusahaan maka pengembangan potensi individu tersebut akan menjadi lebih baik. Nilai saling percaya mendorong suasana kerja yang kondusif antara atasan dan bawahan. Nilai integritas akan membawa kerja sama dalam suasana kompetisi yang baik. Sedangkan nilai kepedulian akan membawa semua karyawan, baik itu bawahan ataupun atasan untuk saling peduli. Dimana bawahan peduli akan rencana dan target yang dimiliki oleh atasan dan atasan juga peduli terhadap kebutuhan bawahan, antara lain terhadap pengembangan karir mereka. Nilai pembelajar merupakan nilai yang sangat berpengaruh secara siginifikan terhadap pengembangan potensi individu. Jika karyawan memiliki tingkat nilai pembelajar yang tinggi maka akan semakin mudah untuk meningkatkan kemampuan mereka. Tingkat nilai pembelajar ini juga sangat berpengaruh terhadap pengembangan karir mereka, dimana setiap karyawan akan menilai dan meningkatkan potensi dirinya sebelum menentukan rencana karir mereka.
Budaya yang ada dalam buku code of conduct merupakan budaya dominan yang merupakan panduan perilaku dari para karyawan sehari-harinya. Budaya dominan merupakan kepribadian organisasi secara keseluruhan yang membedakan PT.PLN (Persero) terhadap perusahaan lainnya. Budaya dominan ini akan dipengaruhi oleh kultur-kultur lain yang tumbuh didalam organisasi, yang secara spesifik ditumbuhkan oleh perbedaaan geografis dimana unit-unit PT. PLN (Persero) berada. Budaya yang telah dipengaruhi ini akan membentuk suatu budaya lemah (weak culture) yang menjadi suatu sub budaya baru.
Pengaruh sub budaya ini justru lebih sering dipengaruhi budaya lama yang sudah ada sebelumnya pada unit-unit perusahaan tersebut berada. PT. PLN (Persero) Sektor Tello. Sektor Tello merupakan sub unit yang berada di Makassar, dimana pengaruh budaya lokal juga mempengaruhi Dominant Culture yang telah dibuat oleh Kantor Pusat PT. PLN (Persero) dan membentuk suatu subculture. Pengaruh budaya ini antara lain adalah masih terlihat dengan jelas bagaimana keterikatan keluarga yang masih kental. Pengaruh sub budaya ini juga sangat mempengaruhi pembentukan pengembangan karir karyawan. Dimana kedekatan akan karyawan yang memiliki hubungan keluarga dekat lebih diperhatikan dibandingkan yang tidak memiliki hubungan sama sekali. Pembentukan sub budaya ini semakin kuat ketika agen perubahan budaya (top management ) unit juga masih menggunakan budaya setempat. Sumber daya yang terpenting pada organisasi adalah sumber daya manusia, karena bagaimanapun baiknya organisasi, lengkap sarana dan fasilitas kerja, semuanya tidak akan mempunyai arti penting tanpa manusia yang mengatur, menggunakan dan memeliharanya. Oleh karena pentingnya kedudukan sumber daya manusia dalam mendukung keberhasilan perusahaan ataupun organisasi dalam mencapai tujuannya, maka pengeluaran perusahaan untuk menarik mengembangkan dan mempertahankan karyawan bukan lagi dianggap sebagai biaya, tetapi investasi. Karyawan adalah asset perusaaan yang harus selalu ditingkatkan kualitasnya, yang nantinya akan berpengaruh pada produktivitas dan profibilitas perusahaan jangka panjang. Dalam pemikiran bahwa sumber daya manusia memiliki kedudukan yang semakin penting maka pengelolaan sumber daya ini memerlukan perhatian khusus agar organisasi dapat mencapai tujuannya terutama dalam menghadapi lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. PT. PLN (Persero) sebagai salah satu BUMN harus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya untuk meningkatkan efesiensi, efektivitas dan performance-nya. Perubahan yang terjadi dalam tubuh PT.PLN (Persero) mendorong pencapaian visi PT. PLN (Persero) yaitu diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan bertumbuh pada potensi insani. Nilai-nilai yang muncul dan diakui sebagai pedoman dalam perilaku karyawan PT. PLN (Persero) adalah saling, percaya, integritas, peduli dan pembelajar. Melalui nilai-nilai tersebut maka diharapkan PT. PLN (Persero) dapat memberikan pelayanan jasa ketenaga listrikan yang terbaik dan memenuhi standart ketenaga listrikan yang dapat diterima dunia internasional dan mewujudkan hal itu dengan bertumpu pada kapabilitas seluruh warganya. Nilai-nilai yang diakui tersebut menjadi akar daribudaya organisasi PT. PLN (Persero) Sektor Tello. Pada dasarnya Indikator yang menjadi karakterisitik adanya budaya organisasi adalah: insiatif individual, toleransi terhadap resiko, arah integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistem imbalan, toleransi terhadap konflik dan pola-pola komunikasi. Budaya organisasi melalui indikator-indikator tersebut yang akan menunjukkan apakah budaya organisasi tersebut memberi pengaruh terhadap motivasi kerja karyawan melalui metode pengembangan karir karyawan. Berikut ini akan menganalisa hubungan antara budaya yang terjadi terhadap pengembangan karir karyawan.
Beberapa dimensi asumsi dasar tersebut adalah :
1.Keterkaitan lingkungan organisasi.
Aspek ini mengamati asumsi yang lebih mendasar tentang hubungan manusia dengan alam dan lingkungan. Dapat dinilai dengan bagaimana anggota-anggota kunci organisasi memandang hubungan tersebut. Terdapat tiga dimensi dari aspek ini. Pertama tentang bagaimana mereka memandang peran organisasi dalam masyarakat yang mana hal ini dapat dilihat melalui jenis produk yang dihasilkan atau cara pelayanan yang diberikan, atau dimana pasar utamanya, atau segmentasi pelanggan yang dibidik. Kedua, tentang apa pandangan mereka terhadap lingkungan yang relevan dengan organisasi, apakah lingkungan ekonomi, politik, teknologi, sosial-budaya, atau yang lainnya. Ketiga, bagaimana pandangan mereka tentang posisi organisasi terhadap lingkungan, apakah organisasi mendominasi, atau didominasi oleh, atau seimbang dengan lingkungannya tersebut.
2. Hakikat realitas dan kebenaran.
Aspek ini menyangkut pandangan anggota-anggota organisasi tentang kaidah-kaidah linguistik dan keperilakuan yang menetapkan mana yang riil dan mana yang tidak, mana yang fakta, bagaimana kebenaran akhirnya ditentukan, dan apakah kebenaran diungkapkan atau ditemukan. Terdapat empat dimensi dari aspek ini. Pertama, realitasfisik yang menyangkut persoalan criteria obyektif atas fakta. Kedua, realitas sosial yang mempersoalkan konsensus atas opini, kebiasaan, dogma, dan prinsip. Ketiga, realitas subyektif yang mempersoalkan pengalaman subyektif atas pendapat, kecenderungan, dan cita rasa pribadi. Keempat, Mengenai kriteria kebenaran yang berarti bagaimana kebenaran itu seharusnya ditentukan, apakah oleh tradisi, dogma, moral atau agama, pendapat orang-orang bijak atau orang-orang yang berwenang, proses hukum, resolusi konflik, uji coba, atau pengujian ilmiah.
3. Hakikat sifat manusia.
Aspek ini menyangkut pandangan segenap anggota organisasi tentang apa yang dimaksud dengan manusia dan apa atribut-atribut yang dianggap intrinsik atau puncak? Terdapat dua dimensi dari aspek ini. Pertama, tentang sifat dasar manusia yaitu apakah manusia pada dasarnya bersifat baik, buruk, atau netral ? Kedua, mengenai perubahan sifat tersebut yaitu apakah sifat manusia itu tetap (tidak dapat berubah) ataukah dapat berubah dan disempurnakan? Mana yang lebih baik misalnya antara teori X atau teori Y ?
4.Hakikat kegiatan manusia.
Aspek ini menyangkut pandangan semua anggota organisasi tentang hal-hal benar apa yang perlu dikerjakan oleh manusia atas dasar asumsi mengenai realitas, lingkungan, dan sifat manusia diatas, apakah ia harus aktif, pasif, pengembangan pribadi, fatalistik,atau yang lainnya? Apa yang dimaksud dengan kerja dan apa yang dimaksud dengan main? Dimensi utama dari aspek ini adalah sikap mental manusia terhadap lingkungan, yaitu apakah proaktif, reaktif, ataukah harmoni?
5. Hakikat hubungan antar manusia.
Aspek ini menyangkut pandangan manusia tentang apayang dipandang sebagai cara yang benar bagi manusia untuk saling berhubungan, untuk mendistribusikan kekuasaan atau cinta? Apakah hidup ini kooperatif atau kompetitif; individualistic, kolaboratif kelompok atau komunal ? Yang jelas terdapat dua dimensi dari aspek ini. Pertama,struktur hubungan manusiawi yang memiliki alternatif linealitas, kolateralitas, atau individualitas. Kedua, struktur hubungan organisasi yang mempunyai variasi otokrasi, paternalisme, konsultasi, partisipasi, delegasi, kolegialitas. Selanjutnya Schein menambahkan pula dua asumsi dasar lagi dalam karyanya tersebut sebagai subdimensi hakikat realitas dan kebenaran.
Dua asumsi tambahan ini adalah :
6.      Hakikat waktu.
Aspek ini berkaitan dengan pandangan anggota organisasi tentang orientasi dasar waktu. Terdapat tiga dimensi dari aspek ini. Pertama, arahan focus yang menyangkut masalalu, kini, dan masa mendatang. Kedua, konsep dasar waktu tentang apakah waktu itu bersifat linear (monokronik), atau polikronik, atau siklikal. Ketiga, tentang apakah ukuran waktu yang relevan yangberlaku dalam organisasi tersebut, yaitu apakah mempergunakan satuan detik, menit, jam, hari,minggu, bukan, tahun, dan seterusnya.
7.      Hakikat Ruang.
Aspek ini berkaitan dengan pandangan anggota organisasi mengenai konsepruang. Terdapat tiga dimensi dalam aspek ini. Pertama, ketersediaan ruang yang menyangkut apakah ruang itu tersedia, ataukah tersedia namun terbatas, ataukah terbatas dalam pandangan orang-orang tersebut. Kedua, penggunaan ruang sebagai simbol yang berkenaan dengan pandangan apakah ruang itu berfungsi sebagai status dan kekuasaan, atau untuk keakraban, atau berfungsi sangat pribadi. Ketiga, fungsi ruang sebagai norma 'jarak', yaitu jarak antara formal-informal , dan jarak antara sahabat-teman, serta jarak dalam pertemuan dan hubungan dengan orang luar. Ada tiga pendekatan dalam organisasi yaitu: pendekatan klasik, Neoklasik, dan modern. Sedangkan budaya organisasi merupakan bagian dari pendekatan modern, dimana aspek lingkungan akan membawa pengaruh dari budaya organisasi. Pada lingkungan yang sederhana akan terlihatbudaya organisasi yang sederhana pula. Organisasi memiliki suatu kepribadian seperti halnya individu. Kepribadian organisasi sama dengan budaya organisasi. Budaya organisasi adalah suatusistem pengertian yang diterima secara bersama sedangkan karekteristik utamanya adalah inisiatif  individual, tolerasni terhadap resiko, arah, integrasi, dukungan manajemen, kontrol, identitas, sistemimbalan, toleransi kepada konflik dan pola-pola komunikasi.Hal tersebut disampaikan oleh Robbins, (1994:480) yang mengungkapkan bahwa budaya organisasi merupakan suatu perangkat nilai yang dianut bersama dan bersifat dominan dan koherenyang terungkap dalam bentuk simbolik, seperti cerita, mitos, legenda, slogan, lelucon dan dogeng. Defisini lain menegaskan, budaya organisasi merupakan pola dari asumsi dasar bentukkan, penemuan atau pengembangan oleh suatu kelompok dalam proses mengatasi masalah-masalah external dan internal, artinya bahwa persoalan-persoalan dapatasi dan survival bersifat external sedangkan persoalan-persoalan organisasi bersifat internal.Jadi budaya organisasi merupakan solusi yang secara konsisten dapat berjalan dengan baik bagi sebuah organisasi dalam persoalan-persoalan external dan internal sehingga menjadi pelajaranbagi setiap individu dalam organisasi sebagai suatu cara berfikir dan merasakan dalam hubungannya dengan masalah external survival. Yaitu bagaimana memahami misi dan startegi organisasi, tujuan organisasi dan sasaran-sasaran untuk memantau kemajuan organisasi melalui jaringan informasi. Juga masalah internal integrasi, yaitu bagaimana menggunakan bahasa yang sama, norma-norma yang berlaku, cara-cara mendelegasikan wewenag, pemberian penghargaan dan imbalan, serta cara-cara mengatasi persoalan yang tidak diramalkan sebelumnya. 




NIAI  BUDAYA ORGANISASI
Saling Percaya
Suasana saling menghargai dan terbuka anggota Perusahaan yang dilandasi oleh integritas, itikad baik, dan kompetensi yang saling berhubungan.
Nilai Saling Percaya ini tercermin dalam :
• hubungan antara sesama anggota perusahaan.
• hubungan antara pimpinan dengan bawahan.
• berhubungan dengan pelanggan.
• berhubungan dengan pemasok dan mitra kerja
• berhubungan dengan pemerintah/shareholder.
• berhubungan dengan masyarakat.
• berhubungan dengan Serikat Pekerja.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Saling Percaya :

1. Berpikir dan berperilaku positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
2. Bersikap objektif dalam menilai, menganalisa, dan mengambil keputusan.
3. Terbuka terhadap kritik, saran, serta bersedia memberi informasi yang diperlukan sesama anggota perusahaan sesuai dengan kewenangan dan batas-batas yang diijinkan.
4. Mampu berbagi pengalaman baik yang diperoleh dari diklat, seminar dan penugasan diantara sesama anggota perusahaan.
5. Memberi semangat dan saling mendukung.
6. Bersikap arif dan adil dalam menanggapi kesalahan yang dilakukan oleh orang lain.
7. Berani bertanggung-jawab atas keputusan yang diambil.
8. Siap memberi bantuan, baik diminta atau atas inisiatif sendiri.
9. Menjalin hubungan baik dan saling menghormati.
10. Bersedia menyampaikan informasi secara proporsional dan dapat dipercaya kepada pihak  yang berkepentingan.
11. Bersedia menerima kritik dan menghargai pendapat orang lain.
12. Berani menyampaikan pendapat dan gagasan secara etikal.
13. Memberikan kemudahan akses informasi bagi sesama anggota
perusahaan sesuai batas-batas kewenangan.
14. Menciptakan mekanisme kerja dan prosedur pelayanan yang jelas
dan transparan.
15. Membuka kesempatan bagi bawahan untuk terlibat dalam proses
pengambilan keputusan.
16. Memberikan penilaian atas prestasi dan kemampuan anggota
perusahaan harus dilakukan secara objektif dan transparan.


 Integritas

Wujud dari sikap anggota perusahaan yang menunjukan kejujuran, keselarasan antara perbuatan, dan rasa tanggung jawab terhadap  perusahaan dan pemanfaatan kekayaan kepentingan baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Nilai Integritas ini diwujudkan dalam hubungan :

• antar sesama anggota perusahaan.
• antara pimpinan-bawahan.
• pemanfaatan aset perusahaan.
• dengan pelanggan, pemasok, dan mitra kerja lai
• dengan pemerintah/ pemegang saham.
• dengan masyarakat umum.
• dengan lingkungan hidup
.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Integritas:
1. Menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan
kebijakan Perusahaan dalam melaksanakan tugas.
2. Cerdas, bijak, adil, dalam menjalankan tugas Perusahaan.
3. Menghargai persamaan hak dan kewajiban untuk menciptakan
hubungan kerja yang harmonis.
4. Bertanggung-jawab terhadap keselamatan kerja dan menjaga
kerahasiaan serta keamanan dokumen Perusahaan.
5. Ikut bertanggung-jawab dalam usaha melestarikan lingkungan
dalam kaitannya dengan pembangunan dan kegiatan operasional
prasarana kelistrikan.
6. Semua anggota Perusahaan tidak akan menyalahgunakan
wewenang dan berupaya mencegah KKN (korupsi, kolusi,
nepotisme).
7. Bersedia bekerja keras.
8. Memegang teguh komitmen atas hasil keputusan yang telah
disepakati bersama.
9. Konsisten dalam setiap langkah dan tindakan.
10. Selalu bertindak jujur, tertib, disiplin, dan transparan.
11. Setiap program dan kegiatan harus dihasilkan melalui proses
analisis yang mempertimbangkan tolok ukur normatif serta cost & benefit untuk memberikan manfaat bagi perusahaan.
12. Bersedia berinovasi dalam menjalankan tugas.
13. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas.
14. Melakukan pekerjaan secara cermat dan tepat.
Peduli
Cerminan dari suatu niat untuk menjaga dan memelihara kualitas kehidupan kerja yang dirasakan anggota perusahaan, pihak-pihak yang berkepentingan dalam rangka bertumbuh kembang bersama, dengan dijiwai kepekaan terhadap setiap permasalahan yang dihada piperusahaan serta mancari solusi yang tepat.

Nilai Peduli ini ditunjukkan dalam:

• hubungan antara sesama anggota perusahaan.
• hubungan antara pimpinan-bawahan.
• menjaga kondisi dan pemanfaatan aset perusahaan.
• berhubungan dengan pelanggan/ pemasok dan mitra kerja lainnya.
• berhubungan dengan pemerintah/ pemegang saham.
• berhubungan dengan masyarakat umum.
• menjaga keselarasan lingkungan hidup.
• menjaga keamanan dan keselamatan kerja.
Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Peduli:

1. Memahami kepentingan orang lain.
2. Mau membantu orang lain yang mengalami kesulitan dalam menangani pekerjaan.
3. Menghargai waktu dalam menjalankan tugas Perusahaan.
4. Menaruh perhatian dan mengambil inisiatif untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul di Perusahaan.
5. Sopan dan menghormati orang lain.
6. Memelihara, melengkapi, dan memperbarui informasi yang berhubungan dengan bidang tugasnya.
7. Memberikan pelayanan sebaik mungkin, baik terhadap sesame anggota Perusahaan, pelanggan, maupun mitra kerja.
8. Memberikan perhatian dan penghargaan terhadap prestasi.
9. Bersedia menerima dan memberi teguran sesuai dengan peraturan yang Menjaga dan memelihara sarana & fasilitas Perusahaan yang menjadi tanggung-jawabnya.
11. Mengutamakan kepuasan pelanggan dan memperhatikan kepentingan stakeholder.
12. Menciptakan sistem dan prosedur yang tidak berbelit-belit (birokratis) dan cara kerja yang memberikan kemudahan pada orang lain.
13. Mewaspadai dan mencermati gejala-gejala yang timbul di lingkungan kerja serta berusaha melakukan tindakan yang diperlukan.
14. Membantu kesulitan rekan kerja dalam membangun semangat kebersamaan untuk mencapai keberhasilan bersama.
15. Memberi perhatian dan menghargai pendapat orang lain serta bersedia melakukan koreksi diri.
16. Berusaha mendapatkan masukan untuk meningkatkan mutu produk dan
pelayaapelayanan.berlaku.
Pembelajar
Sikap anggota perusahaan untuk selalu berani mempertanyakan kembali sistem dan praktek pembangunan,manajemen dan operasi, serta berusaha menguasai perkembangan ilmu dan teknologi mutkhir demi pembaruanPerusahaan secara berkelanjutan.
Nilai Pembelajar ini harus diwujudkan oleh seluruh anggota Perusahaan
dalam:

• Pengembangan individu anggota perusahaan.
• Pembaruan Perusahaan.
• Beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

Sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh anggota perusahaan untuk
mengaktualisasikan Nilai Pembelajar:

1. Bersedia berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan sesame anggota Perusahaan.
2. Menumbuhkan rasa ingin tahu serta menghargai ide dan karya inovatif.
3. Mendorong anggota Perusahaan untuk berinisiatif dalam pengembangan diri secara terus-menerus.
4. Membiasakan diri untuk berbicara secara realistik yang didukung oleh data dan fakta.
5. Bekerja berdasarkan standar terbaik dan profesional sehingga didapatkan kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang berbobot.
6. Memelihara semangat untuk beradaptasi dalam mengelola perubahan secara konstruktif.
7. Memelihara achievement motivation yang tinggi.
8. Proaktif mencari peluang pengembangan usaha serta memimpin dinamika perubahan usaha.
9. Membangun semangat kerjasama untuk menumbuhkan sinergi antar fungsi dan antar tim.
10. Memberdayakan orang lain untuk maju dan mandiri.



PRINSIP – PRINSIP PENGELOLAA BISNIS

a. Prinsip Umum
Pengelolaan perusahaan diselenggarakan berdasarkan etika bisnis yang sehat dan universal secara konsisten menyelenggarakan perusahaan secara baik (Good Corporate Governance) dengan harapan bahwa hal itu dapat meningkatkan citra perusahaan baik dikalangan perusahaan sendiri maupun dikalangan masyarakat.
Prinsip tersebut diwujudkan dalam sikap dan perilaku:
1. Menekankan profesionalisme, keterbukaan, serta etika bisnis yang sehat di dalam mengelola Perusahaan.
2. Berupaya agar seluruh anggota perusahaan mengutamakan kepuasan pelanggan.
3. Menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, dan objektivitas dalam pengelolaan bisnis.
4. Memperlakukan kontraktor, pemasok, dan penyedia jasa Sebagai mitra usaha yang setara dan profesional.
5. Memberdayakan Unit Bisnis dan Anak Perusahaan PLN agar mampu bekerja secara profesional.
6. Berupaya membangun dan meningkatkan citra perusahaan di masyarakat dan mitra usaha.
b. Prinsip Ekonomi
Bertumbuh-kembang adalah harapan utama Perusahaan yang akan diwujudkan melalui peningkatan kinerja dan produktivitas secara berkelanjutan.
Prinsip ini diwujudkan berlandaskan pada upaya-upaya sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kemampuan berlaba (Profitability) dan Nilai
Tambah.
2. Mengaktualisasikan nilai sadar biaya.
3. Mengelola sumberdaya secara efesien dan efektif.
4. Melakukan asesmen terhadap aspek kesehatan perusahaan yang mengacu pada standar-standar yang universal.
5. Merumuskan dan mengimplementasikan kebijakan stratejik yang mempertimbangkan kepentingan jangka panjang demi kesehatan dan kelangsungan hidup Perusahaan.
Prinsip Pengelolaan Potensi Insani

PLN menempatkan potensi insani sebagai tumpuan keberhasilan Perusahaan. Untuk itu, anggota Perusahaan perlu diberdayakan secara maksimal dengan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, sehingga tumbuh komitmen dan rasa bangga kepada Perusahaan.
Prinsip tersebut diwujudkan melalui tindakan:

1. Memberikan kesempatan setiap warga negara Indonesia untuk berkompetisi secara sehat memperoleh kesempatan menjadi karyawan PLN.
2. Memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota perusahaan untuk meningkatkan kompetensi.
3. Memberikan peluang yang sama dan seluas-luasnya bagi setiap anggota Perusahaan untuk berprestasi dan menduduki posisi sesuai dengan kriteria dan kompetensi jabatan yang ditentukan.
4. Memberikan penghargaan kepada setiap anggota Perusahaan
yang berprestasi.
5. Memberi kesempatan kepada anggota perusahaan yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri.
6. Mengakui hak-hak anggota perusahaan, memberikan perlindungan kerja sesuai dengan peraturan ketenagakerjaan, serta membangun komunikasi dua arah yang akrab antara unsur pimpinan dan anggota perusahaan.

d. Prinsip Mengutamakan Kualitas
Perusahaan mengutamakan keandalan produksi tenaga listrik dan kualitas pelayanan dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu diupayakan peningkatan kualitas produk, proses, sistem, dan teknologi
.
sesuai dengan kebutuhan yang terus meningkat, melalui:
1. Peningkatan keandalan produksi secara terus-menerus dan terukur.
2. Pemenuhan kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya.
3. Memberikan peluang kepada seluruh anggota perusahaan untuk meningkatkan diri dan mengembangkan peluang.
4. Menjaga kualitas lingkungan dalam menjalankan operasi perusahaan.
5. Menyediaan informasi produksi dan bisnis yang terpercaya dan mutakhir.

PRINSIP –PRINSIP ETIKA KERJA

Sebagai Perusahaan Listrik yang terkemuka, PLN memegang teguh
Etika Kerja yang dituangkan didalam 6 (enam) prinsip sebagai berikut:
1. Peka-tanggap terhadap kebutuhan pelanggan.
2. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia.
3. Menjaga Citra Perusahaan.
4. Mengutamakan kepentingan perusahaan.
5. Persaingan yang sehat dan transparan.
6. Menekankan prinsip Profesionalisme.
Komitmen Perusahaan Terhadap Pihak Yang Berkepentingan
Didalam berhubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan
(Stakeholder) perusahaan memberikan komitmennya sebagai berikut :
Konsumen
Konsumen adalah faktor penting yang harus diprioritaskan, dimana
kepuasan pelanggan berarti keuntungan bagi perusahaan.
Pesaing
Pesaing harus dijadikan motivator dan tolok ukur untuk meningkatkan
kinerja perusahaan.
Pemasok
pemasok adalah bagian dari proses bisnis kita sehingga harus
dijadikan partner bisnis.
Pemegang Saham
PLN dalam pengambilan keputusan bisnis akan berorientasi padaupaya meningkatkan nilai investasi dari Pemegang saham.
MITRA USAHA
PLN akan senantiasa menjalin hubungan bisnis untuk mengukuhkan
keunggulan kompetitif yang saling menguntungkan.

Potensi Insani
PLN meyakini bahwa karyawan merupakan manusia yang bersumberdaya dan kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan bisnis baik jangka pendek maupun jangka panjang, oleh karena itu PLN  bertekad untuk memberdayakan secara maksimal melalui sentuhan manusiawi dan profesional sehingga merasa bangga menjadi anggota perusahaan dan mau mengerahkan seluruh potensi yang dimilikinya demi keberhasilan perusahaan.


Pemerintah
PLN bertekad menjadi aset nasional yang keberadaannya memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Masyarakat
PLN memiliki kepedulian dan tanggap terhadap lingkungan social masyarakat.
Lingkungan Hidup
PLN turut dan berperan memelihara kelestarian lingkungan hidup disetiap pembangunan fasilitas kelistrikan.
Operasional Perusahaan
Umum
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
2. Kepatuhan Terhadap Standar Umum
3. Norma-Norma Umum
 Panduan Perilaku terhadap Pihak yang Berkepentingan
1. Pemegang Saham
2. Pelanggan
3. Karyawan
4. Pemasok
5. Komunitas
6. Media Masa
7. Investor
8. Anak Perusahaan
9. Pemerintah
Umum
1. Kepatuhan Terhadap Hukum
a. Bahwa didalam berinteraksi dengan pihak-pihak yang terkait harus merujuk pada aturan, kebijakan, perundang-undangan dan tata tertib yang berlaku baik internal perusahaan, nasional maupun internasional sesuai dengan lingkup kerja yang ditangani.
b. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami aturan, kebijakan dan perundang-undangan baik yangJikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun lembaga international yang berwenang sesuai dengan bidang yang
ditangani.
c. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap kebijakan baru yang berhubungan dengan tugas pekerjaan dibidangnya baik yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah maupun lembaga-lembaga internasional yang relevan.
2. Kepatuhan Terhadap Standar Umum
Setiap anggota perusahaan wajib mengikuti standar-standar umum yang berlaku baik di lingkungan asosiasi industri maupun asosiasi profesi yang secara umum diterapkan.
a. Setiap anggota perusahaan wajib memiliki dan memahami
seluruh standar-standar asosiasi maupun profesi yang berlaku.
b. Setiap manajer wajib mensosialisasikan setiap perubahan
standar-standar baru yang berhubungan dengan tugas
pekerjaan dibidangnya.
3. Norma-Norma Umum
Setiap anggota perusahaan wajib menjunjung tinggi norma-norma
umum yaitu prinsip-prinsip umum yang harus disadari dan secara
konsisten dilaksanakan, meliputi:
a. Komitmen yang tinggi pada kualitas produk dan nilai produk yang dijual.
b. Keamanan teknis dari seluruh fasilitas dan instalasi perusahaan.
c. Kesehatan dan keselamatan kerja.
d.Kesamaan kesempatan bagi seluruh pegawai.
e. Kebijakan untuk ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup di sekitar fasilitas yang dibangun.
f. Dukungan pada aktivitas masyarakat sekitar.

 Panduan perilaku terhadap Pihak Yang Berkepentingan

1. Pemegang Saham
a. Memperlakukan para pemegang saham secara setara dan adil, tanpa memandang porsi kepemilikan saham mereka dalam Perusahaan dengan memenuhi hak-hak pemegang saham.
b. Melakukan upaya untuk mengamankan, melindungi dan meningkatkan nilai aset Perusahaan.
c. Mendayagunakan setiap aset Perusahaan.
d. Perusahaan akan meningkatkan kinerja dan memelihara citra positif dalam rangka untuk meningkatkan nilai pemegang saham.
e. Perusahaan akan menindak tegas karyawan yang membocorkan rahasia perusahaan.
Pelanggan
a. Mengutamakan pelanggan yang menjadi target market, sejalan dengan nilai-nilai yang diyakini perusahaan.
b. Memenuhi segala kewajiban hukum atau kontrak yang telah disepakati.
c. Memberikan solusi yang saling menguntungkan sehubungan dengan pemanfaatan jasa Perusahaan.
d. Memastikan pemberian informasi yang tidak menyesatkan.
e. Hindari penyuapan terhadap pejabat pengambil keputusan.
f. Melayani dan sedapat mungkin mengantisipasi kebutuhan
pelanggan dengan baik.
g. Memiliki komitmen untuk menepati janji.
h. Menghindari perilaku untuk membedakan pelanggan.

Karyawan
a. Memberikan kesempatan yang sama bagi pegawai untuk mengembangkan diri.
b. Menyediakan prasarana pengembangan dan pelatihan pegawai.
c. Memberikan penghargaan berdasarkan kinerja dan kompetensi pegawai, secara korporasi, tim kerja dan individu.
d. Menghargai martabat manusia tanpa memandang SARA dan gender.
e. Mendukung penciptaan hubungan atasan bawahan dan rekan sekerja yang kondusif, produktif dan inovatif.
f. Menjunjung tinggi nilai-nilai kesusilaan dalam hubungan atasan bawahan, rekan kerja maupun pelanggan.
g. Menciptakan lingkungan kerja yang bebas dari suasana pertentangan kepentingan.
h. Menjadikan perusahaan sebagai satu-satunya tempat berkarya yang berkualitas bagi segenap karyawan demi kepentingan perusahaan dan karyawannya.Mendorong pegawai untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial maupun keagamaan.
j. Perusahaan menghormati prinsip umum kemanusiaan, hak dan
kewajiban berdasarkan peraturan yang berlaku.
k. Perusahaan menyediakan kesempatan yang sama kepada semua pegawai tanpa mengindahkan senioritas, perbedaan jenis kalmin, perbedaan etnis, agama dan status.
l. Perusahaan memperlakukan karyawan sebagai manusia yang bersumberdaya, dan dihormati, serta dikembangkan sesuai dengan kompetensi dan potensinya.
m. Perusahaan mendukung transparansi dalam komunikasi yang
terbuka.
n. Perusahaan memberikan penghargaan kepada karyawan yang berpretasi.
4. Pemasok
a. Melakukan penawaran secara terbuka, transparan dan akuntabel sesuai dengan peraturan yang berlaku baik nasional maupun internasional.
Menolak pemberian dalam bentuk apapun yang ada kaitannya dengan jabatan, langsung maupun tidak langsung.
c. Menjalin hubungan dengan pemasok secara jujur, efisien dan berpedoman pada aturan yang berlaku.
d. Menilai dan menentukan pemasok berdasarkan kriteria teknis dan administratif yang jelas, relistis dan kompetitif dengan pemasok lain.
e. Mempertimbangkan manfaat bagi perusahaan dalam setiap program pengadaan.
f. Menjaga kerahasiaan dokumen kontrak sesuai dengan tingkatkepentingannya.
g. Memberikan sanksi apabila terdapat perbedaan antara kinerja/ mutu produk/jasa yang diberikan, terhadap kontrak.
h. Membina pemasok agar mengikuti ketentuan ,kebijakan dan perundang-undangan yang berlaku.


                                                                       BAB 3
                        Penutup

Kesimpulan
Dari materi yang telah kita bahas diatas, dapat disimpulkan bahwasannya sistem pengorganisasian PT.PLN berjalan dengan baik berdasar dengan aturan-aturan yang di tetapkan , setiap bagian dalam perusahaan memilki peran penting satu sama lainya oleh sebab itu harus mengikuti prosedur yang ada.
Saran
Dalam perusahaan harus melakukan banyak koordinasi agar pekerjaan Lebih mudah di lakukan.serta pengawasan pada daerah–daerah tepencil di indonesia yang terpantau.



DAFTAR PUSTAKA





 DOKUMENTASI 



















3 komentar:

ETNIK CENTER

ETNIK CENTER BENTUK USAHA  Akhir-akhir ini banyak muncul kekhawatiran bahwa keadaan seni budaya lokal semakin memprihatinkan. Se...