Rabu, 20 Desember 2017

Resume Sejuta Zakat



I.          Identitas Buku
Judul Buku : Sejuta Nikmat Zakat
Penulis : Yuli PujiHardi
Penerbit : Noura Books
Cetakan : I, Juli 2013
Tebal : 198 halaman
Halaman yang telah di baca : 198
II.        Tujuan Pengarang
                        Perjalanan waktu di dompet dhuafa membuat saya harusv sering berjumpa dengan berbagai kalangan dan itu membuat catatan tersendiri dalam hidup saya. Mengisahkan berbagai macam cerita tentang amil zakat.
III.       Pokok-pokok / rangkuman isi buku
Sejuta Nikmat Zakat (Catatan Seorang Amil Zakat)” adalah judul buku karya Yuli Pujihardi. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman sang penulis yang bekerja di sebuah lembaga amil zakat ternama di Jakarta. Menarik dan menggugah. Buku yang terbit pada Juli 2013 itu menarik karena kisah-kisahnya faktual. Menggugah karena kisah-kisahnya menyentuh perasaan. Bahwa, di sebuah hari, kantor amil zakat si penulis heboh. Ada seseorang yang mentransfer zakatnya Rp 50,-. Lima puluh rupiah? Ditranfer? Besar manakah zakat yang disetorkan dengan biaya transfernya?  
Kehebohan semakin menebal ketika sampai kepada pertanyaan: Perlukah memasukkan zakat ‘aneh’ itu dalam daftar para pembayar zakat yang rutin dilaporkan tiap Jum’at di salah sebuah surat kabar nasional? Terjadi perdebatan di internal lembaga amil zakat itu. Misal, “Akan tampak sangat aneh di laporan itu jika angka Rp 50,- nanti bersanding dengan deretan 8 angka atau 7 angka dari muzakki atau donatur lainnya”. Tetapi, rapat memutuskan untuk tetap memuat zakat Rp. 50,-. Alsannya? Semata-mata sebagai bentuk profesionalisme dan pertanggungjawaban kami kepada donatur
Sepekan setelah laporan zakat Rp.50,- terbit di koran, datanglah seseorang ke kantor amil zakat tersebut. Jika melihat performanya, dia tampak sebagai orang yang berpunya. Dia lalu menunjukkan bukti setor zakat Rp.50,- dan itu membuka rahasia tentang siapa yang telah mengirim zakat aneh itu. Saya semakin yakin bahwa lembaga ini sangat amanah dan professional karena berapapun uang zakat yang diterima, dicatat dengan baik dan benar,” kata sang tamu. Maaf, lanjut si tamu, “Sebenarnya saya hanya ingin menguji, apakah Anda mencatat penerimaan dari saya atau tidak. Ternyata Anda tetap mencantumkan nama saya dalam daftar penerimaan itu”.
Si tamu makin yakin bahwa pilihan dia membayar zakat melalui lembaga amil tersebut tidaklah salah. Dia lalu mengeluarkan selembar cek dan menuliskan angka zakatnya, Rp 48 juta.  Bacalah juga “Dua Kali Membayar Zakat dalam Sehari”. Banyak yang tahu, malam 1 Syawal atau di negeri ini popular disebut sebagai Malam Takbiranadalah hari kerja yang paling panjang bagi para amil zakat dalam setahun. Ini terjadi karena banyak muzakki memilih menyerahkan kewajiban zakatnya kepada amil zakat di malam itu. Di sebuah malam 1 Syawal dan jam sudah menunjuk pukul 23.00, lewat telepon seorang muzakki meminta si penulis untuk mengambil zakatnya. Kata si muzakki, zakat silakan diambil di rumahnya pukul 01.00 sebab pukul 02.00 dia sekeluarga akan mudik.
Si penulis lalu meminta temannya untuk mengambil zakat yang dimaksud. Si teman yang dimintai tolong heran, sebab pada paginya pukul 10.00 orang yang sama telah menyerahkan zakat Rp 40 juta lewat lembaga mereka. Masa sehari berzakat dua kali, pikir si teman bernada tanya.Singkat kata, si teman sampai di rumah si muzakki pukul 00.45. Menjawab rasa heran si amil zakat, akhirnya si muzakki menjelaskan, Tadi pagi, saya menelepon 3 lembaga zakat agar mengambil zakat di rumah saya. Saya tunggu sampai pukul 22.00 malam ini, hanya satu lembaga yang datang dan tepat waktu.
Setelah dikonfirmasi ulang oleh si muzakki dan dua lembaga itu bilang ‘sebentar lagi’, tapi ternyata sampai pukul 23.00 tetap tak datang juga. Maka, “Ini uang yang seharusnya saya serahkan ke lembaga amil zakat yang tak jadi datang. Jumlahnya Rp 78 juta,” kata si muzakki. Dua kisah di atas menunjukkan kinerja amil zakat yang amanah sehingga dipercaya muzakki. Kecuali soal amanah, buku ini –secara tak langsung-juga mengajak para amil zakat untuk professional.Di sebuah hari libur, si penulis kebagian piket di kantor. Memang, banyak lembaga amil zakat yang tetap membuka kantornya di hari libur. Hal itu untuk melayani para tamu yang ingin memanfaatkan hari libur untuk menyerahkan zakatnya secara langsung.
Di saat si penulis bersiap-siap shalat dhuhur dan beristirahat siang, datang dengan bergandengan tangan sepasang suami-istriyang telah renta. Dia menyambutnya dengan setengah hati karena mengira dengan melihat penampilanmereka si tamu adalah mustahik yang sedang memerlukan ‘jatah’-nya.Ternyata si penulis salah. Sepasang suami-istri berusia 70-an tahun itu lalu mengeluarkan celengan gerabah berbentuk ayam jago. Ada dua hal menarik atas celengen itu. Pertama, benda itu dibungkus kain sangat rapat seperti lazimnya orang yang sedang melindungi barang berharganya. Kedua, di dekat lubang tempat memasukkan uang ada tulisan: “Jalan Menuju Surga”.
Si penulis menanyakan maksud tulisan “Jalan Menuju Surga” tersebut. Si kakek (sebut saja begitu) lalu menjelaskan, bahwa “Tabungan ini memang saya siapkan agar bisa menjadi jalan kami menuju surga. Walau tak seberapa, semoga zakat saya bisa membuat orang yang sakit jadi sembuh, yang belum punya usaha bisa berusaha kecil-kecilan”Setelah celengan dipecah dan uangnya memenuhi meja di depan mereka, berkatalah si nenek (sebut saja demikian), “Kami minta tolong bantu hitungkan tabungan kami ini.Ternyata, zakat mereka Rp. 4.760.000,-. Atas kenyataan itu si penulis malu karena,pertama, telah berprasangka negatif. Kedua, bahwa dia yang sebelum bekerja di lembaga amil zakat telah bekerja di salah sebuah bank ternama sejauh ini belum pernah berzakat sebesar itu. Ketiga, bahwa penghasilan dia sebagai amil diambilkan dari zakat para muzakki termasuk dari sepasang kakek-nenek itu.
Kisah kakek-nenek di atas mengirim pesan agar para amil zakat selalu bersikap professional. Terkait ini, maka selalu berpikir positif dan sebaliknya tak mudah berprasangka negatif adalah sebagian dari contoh sikap professional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ETNIK CENTER

ETNIK CENTER BENTUK USAHA  Akhir-akhir ini banyak muncul kekhawatiran bahwa keadaan seni budaya lokal semakin memprihatinkan. Se...