Rabu, 25 Mei 2016

DESCRIBE



Borobudur Temple

Borobudur is the largest temple in Indonesia. Candi Borobudur is located in Magelang, Central Java, in addition to being a bustling tourist attraction, is also a center of worship for Buddhists in Indonesia, especially in every celebration of Vesak. This is consistent with the meaning of its name is “monastery in the hills”. Borobudur is currently designated as one of the UNESCO World Heritage.
Borobudur was built around 800 BC or 9th century. Borobudur was built by the followers of the Mahayana agamaBuddha during the reign of the Sailendra dynasty. This temple was built in the heyday of the Sailendra dynasty. Borobudur founder, King Samaratungga from dynastic or Sailendra dynasty. The possibility of this temple was built around 824 AD and was completed around the year 900 AD during the reign of Queen Pramudawardhani who is the daughter of Samaratungga. While the architects who contributed to build this temple according to the story of hereditary named Gunadharma.
The word Borobudur itself by first written evidence written by Sir Thomas Stamford Raffles, the Governor General of Great Britain in Java, which gave the name of this temple. There is no written evidence that older who gave it the name Borobudur temple. The only documents that indicate the existence oldest temple is Nagarakretagama book, which was written by MPU Prapanca in 1365. In the book written that the temple was used as a place of Buddhist meditation.
The meaning of the name Borobudur “monastery in the hills”, which is derived from the word “bara” (temple or monastery) and “beduhur” (hills or high place) in Sanskrit. Therefore, in accordance with the meaning of the name Borobudur, then this place since it was used as a place of Buddhist worship.
This temple for centuries no longer used. Then because of volcanic eruptions, most of the buildings covered Borobudur volcanic soil. In addition, the building is covered with trees and shrubs for centuries. Then the building of this temple began to be forgotten in the days of Islam arrived in Indonesia around the 15th century. In 1814 when the British occupied Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles heard of the discovery of giant archaeological object in the village Bumisegoro Magelang. Due to the great interest the history of Java, then immediately ordered Raffles HC Cornelius, a Dutch engineer, to investigate the discovery of the location it is a hill covered with shrubs.
Cornelius assisted by about 200 men cut down trees and remove shrubs that covered the giant building. Because the building is already fragile and could collapse, then report to the Raffles Cornelius invention includes several images. Because of the discovery, Raffles was honored as the person who started the restoration of Borobudur and got the attention of the world. In 1835, the entire area of ​​the temple has been excavated. The temple continues restored the Dutch colonial period.
Borobudur temple is a temple which became a pride of Indonesian people because it is ever been included into the 7 wonders of the world. It also becomes the largest Buddhist temple in the world. This temple is located in Borobudur Village, Magelang, Central of Java, Indonesia. It is approximately 100 km from Semarang, 86 km from Surakarta, and 40 km from Jogjakarta. It was found as a place of worship for the Mahayana Buddhist by Sailendra dynasty in 800 AD. It was first discovered by Sir Thomas Stanford Raffles in 1814. At that time, it was found crushed and buried in the ground.
Originally, it has 10 levels which have overall height about 42 meters. However, after the reparation, the height of Borobudur become approximately 34.5 meters with overall building area about 15,129 m2. The front side of Borobudur temple is facing eastwards, although each side of the temple has similar form. There are 3 main levels of the realm in Borobudur. The third level is Kamadhatu (the realm of lust), Rupadhatu (tangible realm), and Arupadhatu (formless realm).
There are so many reliefs on Borobudur’s wall which total is about 1,460 panels. These reliefs tell about ancient stories written In Sanskrit language and read by Mapradakisana way. Mapradakisana is a way to read in accordance with the clockwise direction. The way to read the story is starting from the east side of the gate at every level of the temple. There are so many stories written on Borobudur’s wall. The first story on this relief is Karmawibhangga which written on the foot of this temple. It tells about karma. Karma is the law of cause and effect obtained by humans. This relief depicts human actions both reprehensible and commendable along with what will they have. The next relief is Laitawistara. These reliefs lined in the stairs on the south side of temple. The numbers of this relief are 120 figures which illustrate the story of the Buddha from birth to become a Buddhist. And then last are Jataka and Awadana relief. This relief tells the story about Buddha before he was born.
Besides decorated with reliefs, Borobudur also has so many sculptures which become a symbol of the Buddha embodiment. The statues are sitting cross-legged in the lotus position and show a certain hand gesture. These are located at Rupadhatu level. There are 432 sculptures there which are lined sequentially in every niche of this level. In the first row, there are 104 niches, in the second row there are 104 niches, in third row 88 niches, in the fourth row 72 niches, and fifth rows 64 niches. Beside sculpture, Borobudur temple also has Stupa. There are 72 Stupas at the level of Aruphadatu. Those stupas are spread in the court at this stage. In the first court, there are 32 stupas, in the second court 24 stupas, and 16 stupas on the third court.
Since the discovery of Borobudur temple, there are so many Buddhist statues theft. Originally, the amount of Buddha statues is 504 statues. More than 300 statues have been damaged. Most of the statues of Buddha are headless because often being stolen to be used in a museum collection.


Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia
Borobudur merupakan candi terbesar di Indonesia.Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, selain menjadi obyek wisata yang ramai dikunjungi, juga menjadi pusat ibadat bagi penganut Buddha di Indonesia khususnya pada setiap perayaan Waisak. Hal ini sesuai dengan arti namanya yaitu “biara di perbukitan”. Saat ini Borobudur ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO.
Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi Borobudur dibangun oleh para penganut agamaBuddha Mahayana pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun 824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga. Sedangkan arsitek yang berjasa membangun candi ini menurut kisah turun-temurun bernama Gunadharma.
Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jendral Britania Raya di Jawa, yang memberi nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang lebih tua yang memberi nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya dokumen tertua yang menunjukkan keberadaan candi ini adalah kitab Nagarakretagama, yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365. Di kitab tersebut ditulis bahwa candi ini digunakan sebagai tempat meditasi penganut Buddha.
Arti nama Borobudur yaitu “biara di perbukitan”, yang berasal dari kata “bara” (candi atau biara) dan “beduhur” (perbukitan atau tempat tinggi) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai dengan arti nama Borobudur, maka tempat ini sejak dahulu digunakan sebagai tempat ibadat penganut Buddha.
Candi ini selama berabad-abad tidak lagi digunakan. Kemudian karena letusan gunung berapi, sebagian besar bangunan Candi Borobudur tertutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemudian bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-15.
Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius, seorang insinyur Belanda, untuk menyelidiki lokasi penemuan yang saat itu berupa bukit yang dipenuhi semak belukar.
Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar. Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun 1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa penjajahan Belanda.
Candi Borobudur merupakan sebuah candi yang menjadi kebanggan bangsa Indonesia bahkan Candi ini pernah masuk ke dalam 7 keajaiban dunia. Candi Borobudur juga merupakan kuil Budha terbesar di dunia. Candi ini terletek di desa Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Candi Borobudur berjarak kurang lebih 100 km dari kota semarang, 86 km dari Surakarta, dan 40 km dari Kota Jogjakarta. Candi ini didirikan sebagai tempat ibadah penganut agama Budha Mahayana oleh Wangsa Syailendra pada tahun 800 masehi. Candi Borobudur ini pertama kali ditemukan oleh Sir Thomas Stanford Rafles pada tahun 1814. Pada waktu itu, Candi Borobudur ditemukan dalam kondisi hancur dan terpendam di dalam tanah.
Candi Borobudur memiliki 10 tingkatan yang pada awalnya memiliki tinggi keseluruhan sekitar 42 meter. Namun setelah dilakukan perbaikan, tinggi Candi Borobudur menjadi sekitar 34,5 meter dengan luas bangunan candi secara keseluruhan 15.129 m2. Setiap tingkatan pada Candi Borobudur memiliki bentuk persegi panjang. Sisi depan candi Borobudur menghadap ke arah timur meskipun setiap sisinya serupa. Pada candi Borobudur terdapat 3 tingkatan ranah. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).
Pada dinding candi Borobudur banyak terdapat relief yang berjumlah sekitar 1.460 panel relief. Relief-relief ini menceritakan tentang kisah-kisah kuno. Relif pada dinding candi Borobudur ditulis dengan bahasa sansekerta dan dibaca dengan cara Mapradakisana yaitu cara membaca sesuai dengan arah jarum jam. Pembacaan cerita yang tertulis pada relief dimulai dari pintu gerbang sisi timur pada setiap tingkatan. Banyak kisah atau cerita yang tertulis pada relief dinding candi Borobudur. Cerita yang pertama adalah Karmawibhangga. Relief yang tertulis di kaki candi ini menceritakan tentang kisah hukum karma. Hukum karma adalah hukum sebab akibat yang didapat oleh manusia. Relief ini menggambarkan perbuatan manusia baik tercela maupun yang terpuji disertai dengan apa yang akan didapatkannya. Yang selanjutnya adalah Laitawistara. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan. Relief yang berjumlah 120 figura ini menggambarkan tentang kisah sang Buddha dari lahir sampai menjadi Budha. Kemudian adalah relief Jataka dan Awadana yang mengkisahkan tentang sang Buddha sebelum dilahirkan.
Selain hiasan berupa relief, Candi Borobudur juga banyak memiliki patung yang menjadi symbol perwujudan sang Buddha. Patung-patung tersebut duduk bersila dalam posisi lotus dengan menunjukan sikap tangan tertentu. Patung-patung ini berada pada tingkatan Rupadhatu yang berjumlah sekitar 432 patung. Patung-patung tersebut berbaris berurutan pada setiap relung tingkatan ini. Pada baris pertama terdapat 104 relung, baris kedua 104 relung, baris ketiga 88 relung, baris keempat 72 relung dan baris kelima 64 relung. Selain patung, candi Borobudur juga memiliki stupa pada tingkatan Aruphadatu sebanyak 72 stupa. Stupa-stupa tersebut tersebar di pelataran pada tingkatan ini. Di pelataran pertama terdapat 32 stupa, pelataran kedua 24 stupa dan 16 stupa pada pelataran ketiga.
Sejak penemuan Candi Borobudur banyak terjadi pencurian patung-patung Buddha. Dari jumlah asli sebanyak 504 arca Buddha, lebih dari 300 telah rusak. Kebanyakan patung-patung Buddha saat ini tanpa kepala karena sering dicuri untuk dijadikan koleksi pada museum.



SOFTSKILL



EXERCISE
     1.      Substitute appropriate term for underlined words or phrases in the 
        sentence below.

            Falls                 in advance       expenditure

            Sacrifice          possible           relationship

            Remain            continue         move

1. Althought the price has chaged,the nature of a commodity will stay the same.
2. If the price comes down, the consumer will buy more.
3.Changes in price indicates a special connection among goods,service,consumers and money.
4.In some economic system,bargaining over price is feasible.
5.Fixed price should be accepted if people make a planning about their expenses.
6.People will stop buying things if the  finacial loss is greter than the satisfaction.
7.People will maintain to buy things if they think those things will give satisfaction.
8.Bargaining is a because of an unfixed price beforehand.

THE ANSWER
1.Althought the price has chaged,the nature of a commodity will remain the same.
2.If the price falls, the consumer will buy more.
3.Changes in price indicates a special relationship among goods,service,consumers and money.
4.In some economic system,bargaining over price is possible.
5.Fixed price should be accepted if people make a planning about their expenditure.
6.People will stop buying things if the  finacial sacrifice is greter than the satisfaction.
7.People will continue to buy things if they think those things will give satisfaction.
8.Bargaining is a because of an unfixed price in advance.

ll.TRANSLATE based on the last number of each NPM,for odd numbers(1,3,5,) and even number(2,4,6,8)
2. Jika harganya turun maka konsumen akan membeli lebih.
4. Pada beberapa system ekonomi, tawar-menawar ungkin dapat di lakukan.
6.Orang-orang akan berhenti membeli barang jika kerugian keuangan lebih besar dari pada  kepuasan 8.Tawar-menawar di sebab kan karena adanya keraguan terhadap harga sebelumnya. 

ETNIK CENTER

ETNIK CENTER BENTUK USAHA  Akhir-akhir ini banyak muncul kekhawatiran bahwa keadaan seni budaya lokal semakin memprihatinkan. Se...