ETNIK CENTER
BENTUK USAHA
Akhir-akhir ini banyak
muncul kekhawatiran bahwa keadaan seni budaya lokal semakin memprihatinkan.
Sedikit dan perlahan seni budaya lokal mulai terpinggirkan oleh seni budaya
luar yang masuk dengan berbagai macam tawaran yang menggiurkan.
Perjalanan spiritual
turun yang dialami seni budaya lokal diindikasikan telah mencapai titik rawan
punah. Memanglah naif jika kita selalu mengambinghitamkan bahwa seni budaya
lokal oleh masyarakat pada era globalisasi-yang sekarang sedang mewabah dalam
pola pikir dan tindakan semakin tak tersentuh. Seyogianya kita berkaca
pada diri sendiri, pada keinginan kita untuk menjaga dan melestarikan seni
budaya lokal.
Rasa bangga yang
berkurang dalam diri masyarakat terhadap seni budaya lokal bisa dipahami
tatkala tumbuh rasa malu dalam diri masyarakat saat bersentuhan dengan seni
budaya lokal. Hal ini diakibatkan karena masyarakat beranggapan bahwa seni
budaya lokal merupakan budaya yang ketinggalan zaman, kuno, dan monoton.
Artinya, ada kejenuhan
dalam masyarakat kita ketika terus disuguhkan dengan seni budaya yang itu-itu
terus tanpa adanya perubahan signifikan dalam content itu sendiri ataupun dalam
kemasannya. Namun, itu dilakukan dengan tidak mengubah akar dan nilai-nilai
yang terkandung dalam seni budaya lokal tersebut. Selain itu, aroma mistis yang
kadang dilibatkan dalam seni budaya lokal menjadi faktor lain yang tak kalah
pentingnya, yang mengakibatkan masyarakat "enggan" bersentuhan dengan
seni budaya lokal.
Dari sini kita sebagai
masyarakat yang tidak mau menyaksikan kepunahan seni budaya lokal harus mampu
membaca, memahami, dan mencoba menemukan solusi agar seni budaya lokal ini
tetap eksis dan diminati masyarakat secara umum, khususnya pada masayarakat
Cirebon. Peran masyarakat masyarakat merupakan elemen yang paling
penting dalam penentuan apakah seni budaya lokal ini akan punah atau tidak. Hal
ini bisa dipahami karena masyarakatlah yang terlibat, baik sebagai pelaku seni
maupun aspresiator seni. Peran aktif masyarakat adalah harga mati yang harus
ditempuh jika seni budaya lokal tidak ingin terpuruk dan mati.
Penghayatan dan
kesadaran subyektif dalam setiap individu masyarakat untuk melihat secara
obyektif kondisi dan keberadaan seni budaya lokal diharapkan mampu menjadi
pemecah persoalan semakin suramnya nasib seni budaya lokal.
Menari membutuhkan
kelincahan badan, dengan menari dapat mengeluarkan ekspresi yang ada. Setiap
tarian yang dimainkan memiliki artinya sendiri. Menari bisa dimulai dari waktu
kecil maupun remaja. Saat ini sudah banyak sanggar tari yang di bangun. Membangun
sanggar seni atau tari juga dapat menjadi peluang usaha yang baik, karna
membantu seseorang agar lebih bisa meng ekspresikan diri mereka melalui tari
maupun seni, baik dari sanggar tari tradisional maupun modern. Peminatnya dari
yang masih kecil hingga dewasa, dari perempuan hingga laki-laki.
peluang bisnis dengan
mendirikan sebuah sanggar tari ialah kesempatan emas untuk tetap dapat mengasah
bakat yang dimiliki, berkreasi dan berkarya sekaligus mencari nafkah. Inilah
inti entrepreneurship yang bisa diterapkan sebagai seorang seniman, yaitu memberikan
manfaat tidak hanya bagi diri pribadi, tetapi juga bagi kelestarian jati diri
dan nilai luhur dalam budaya suatu masyarakat. Sanggar tari bisa sangat
mengguntungkan terutama jika dikelola dengan kreativitas dan dedikasi yang
tinggi. Misalnya dengan diundang untuk mengisi acara-acara resmi.
VISI & MISI
VISI
"Membentuk karakter bangsa yang kreatif, mandiri, berbudaya dan bertakwa melalui seni"
MISI
"Membentuk karakter bangsa yang kreatif, mandiri, berbudaya dan bertakwa melalui seni"
MISI
Menciptakan sebuah
pusat kegiatan siswa dalam rangka meningkatkan Sumber Daya Manusia di bidang
pendidikan melalui berbagai kegiatan seni.
Mengembangkan (melestarikan)
minat dan bakat anak bangsa dalam kesenian
Peningkatan
keterampilan, wawasan, pengetahuan dan kreatifitas anak dalam
menciptakan dan mempelajari berbagai macam karya seni.
DATA YAYASAN
Nama Yayasan : Etnikcenter
Nama Pimpinan : Dra.Sri Puji Astuti
Alamat : Ruko
Ymart Cicurug Sukabumi 43359 – Indonesia
Telpon :
021-733421
Email : Etniknyok@centrin.net.id
Website : www.Etniknyok.com
STRATEGI
Langkah-langkah
persiapan:
1. Dapatkan modal.
2. Peroleh sarana dan
fasilitas penunjang.
3. Perkaya dan asah
kemampuan dan pengetahuan menari Anda agar layak untuk mengajar. Akan lebih
baik lagi jika dulu Anda pernah memenangkan beberapa kompetisi yang relevan
dengan dunia tari.
4. Pelajari bagaimana
cara dan metode mengajarkan tarian yang efektif. Sesuaikan cara mengajar dengan
usia anak didik.
5. Tentukan jenis
aliran tarian apa yang Anda akan ajarkan.
Langkah-langkah
realisasi:
1. Tentukan segmen anak
didik. Apakah Anda akan mengajar anak-anak, remaja, orang dewasa atau semua
lapisan umur?
2. Susun program dan
jadwal. Anda bisa memutuskan untuk memberikan pelajaran dalam sebuah kelas
(banyak peserta) di tempat yang Anda sediakan atau di rumah anak didik (kelas
privat)?
3. Hitung biaya
operasional keseluruhan baru tentukan biaya pendaftaran dan biaya belajar per
bulan untuk belajar tari bagi anak didik Anda.
4. Buat aturan agar
anak didik serius dan disiplin dalam mengikuti latihan.
Langkah-langkah
pemasaran:
1. Manfaatkan metode
word of mouth. Sebarluaskan berita dibukanya usaha sanggar tari Anda ke
saudara, tetangga, dan sebagainya.
2. Cetak dan sebarkan
selebaran di tempat-tempat potensial seperti sekolah, kampus dan sebagainya,
sesuai dengan segmen anak didik yang Anda bidik.
3. Berikan potongan
harga bagi rombongan dalam jumlah tertentu sehingga akan ada semakin banyak
yang tertarik ikut.
4. Aktiflah
berpartisipasi dalam berbagai acara dan lomba tari sehingga sanggar tari Anda
semakin banyak diketahui orang, terutama jika mampu menyabet gelar juara.
5. Gunakan media
internet seperti blog, Facebook, dan sebagainya untuk lebih menyebarluaskan usaha.
Tantangan:
Harus mengajar anak
didik dengan kemampuan belajar, bakat, minat dan latar belakang yang majemuk.
Ini akan membuat repot dalam mengajar. Namun hal ini bisa diantisipasi dengan
cara mengelompokkan anak didik dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil yang
mencerminkan tingkat penguasaan mereka.